Pertanianku – Kegiatan persiapan lahan meliputi kegiatan pembersihan lahan dari sisa tanaman sebelumnya, menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, serta mengendalikan gulma untuk menghindari penyakit cabai terutama yang bersifat tular tanah.
Setelah pembersihan, lakukan penggemburan tanah kurang lebih 30—50 cm. Selanjutnya, dilakukan pembuatan bedeng tanam dengan ketinggian sekitar 30—40 cm dan lebar sekitar 100 cm. Untuk hasil yang lebih baik, setelah tanah gembur dapat dicampur dengan kapur pertanian dan pupuk kandang, berikutnya dibiarkan selama sekitar satu minggu. Kapur yang biasa digunakan dalam budi daya cabai adalah kalsit atau kalsium karbonat (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2).
Pemberian kapur ini ditujukan untuk memperoleh tanah dengan kisaran PH 5,6—6,8. Pemberian kapur tidak boleh berlebihan karena tanaman dapat menyebabkan klorosis, mengurangi pembentukan klorofil, dan pertumbuhan tidak sempurna bahkan mati. Selain kapur, perlu diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang (pupuk organik) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang perlu diberikan untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah organisme tanah yang berguna dalam proses penguraian bahan organik menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman. Oleh karena kandungan hara pupuk organik relatif rendah, perlu diberikan tambahan pupuk anorganik berupa urea (250 kg/ha), TSP (500 kg/ha) atau SP-36 (500 kg/ha), KCl (400 kg/ha), serta borat (18 kg/ha).
Untuk menekan pertumbuhan gulma (tumbuhan pengganggu), memberikan iklim mikro yang baik, termasuk menekan gangguan hama seperti Thrips yang tidak suka intensitas cahaya tinggi, bedengan yang telah disiapkan ditutup dengan mulsa perak. Setelah bedengan tertutup mulsa perak, dapat dibuat lubang tanam dengan jarak 60—75 cm antartanaman.
Sumber: Buku Menghasilkan Cabai Keriting Kualitas Premium