Pertanianku – Untuk memulai bercocok tanam, diperlukan lokasi yang cocok yang notabene akan menjadi media tumbuh dari tanaman. Jika lahan tersebut dikelola dengan baik, tanaman pun akan tumbuh dengan baik. Untuk usaha budi daya jahe, tentu saja lahan yang disediakan harus sesuai dengan karakteristik optimal untuk perkembangan tanaman jahe.
Lahan yang dipersiapkan untuk menanam jahe harus berdasarkan pertimbangan agronomi dan klimatologis serta sesuai dengan karakteristik tanaman jahe. Agar pertumbuhan jahe dapat optimal, diperlukan persyaratan iklim dengan tipe iklim A, B, dan C (menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson). Beberapa kriteria yang sesuai dengan tanaman jahe antara lain suhu rata-rata 25—30O C per tahun, jumlah bulan basah (> 100 mm/ bl) 7—9 bulan per tahun, curah hujan 2.500—4.000 mm per tahun, dan intensitas cahaya matahari 70—100%.
Lahan yang cocok untuk pertumbuhan jahe sebaiknya berada pada ketinggian 300—900 m dpl, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir, pH tanah 6,8—7,4, dan arealnya sedikit ternaungi hingga terbuka. Tanah berat seperti latosol masih dapat ditanami, yang penting drainase baik dan tidak mudah tergenang air.
Tanah yang baik untuk ditanami jahe diutamakan tanah yang remah, mudah diolah, dan banyak humus/bahan organik. Memilih lahan untuk jahe harus menghindari daerah yang endemik penyakit tular tanah (soil borne diseases), terutama bakteri layu dan nematoda. Selain itu, sebaiknya lahan yang digunakan bukan lahan bekas tanaman jahe atau tidak ada serangan penyakit bakteri layu pada wilayah tersebut. Jika memang merupakan areal bekas penanaman jahe, sebaiknya hanya dua kali berturut-turut ditanami jahe. Selanjutnya pindah tempat atau ditanami tanaman yang lainnya terlebih dahulu. Hal itu bertujuan untuk menjaga kesehatan tanaman dan kegagalan panen karena penyakit dan adanya gejala alelopati (penularan penyakit dari lahan bekas tanaman sakit ke tanaman baru) menimpa tanaman jahe yang dibudidayakan.
Baik untuk lahan yang baru atau lahan yang lama, perlu dilakukan persiapan lahan sebelum penanaman bibit. Dengan persiapan lahan yang baik, tingkat kelangsungan hidup tanaman jahe dapat terjamin hingga panen. Persiapan lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk tanaman jahe, yaitu sebagai berikut.
– Mempersiapkan kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan jahe. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain penggemburan tanah,pembalikan tanah, dan penambahan kebutuhan bahan organik dengan memberikan pupuk/bahan organik lainnya.
– Membuat lahan/media tanam secara teratur dan efisien. Dengan demikian, kegiatan lainnya akan lebih mudah, antara lain penanaman, penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemberian pupuk susulan/ obat-obatan dan pemanenan.
– Mengatur kebutuhan air dengan mempersiapkan desain lahan secara optimal sehingga kebutuhan air tanaman terpenuhi.
– Menekan/mengurangi munculnya gulma yang dapat menyebabkan serangan hama dan penyakit. Misalnya dengan memasang mulsa pada media tanam, baik menggunakan plastik maupun jerami.
Sumber: Buku Jahe