Pertanianku — Sebelum melakukan budidaya jahe merah, Anda harus mengetahui persiapan awal untuk menanam, yaitu bibit. Persiapan pembibitan harus dilakukan dengan baik, seperti penggunaan bibit yang bagus, jelas asal-usulnya, sehat, dan tidak bercampur dengan varietas lainnya.
Pembibitan jahe merah adalah kegiatan penanaman rimpang jahe merah berumur tua atau dipanen dari tanaman telah berumur minimal satu tahun. Tujuan dari penanaman rimpang jahe tua untuk mendapatkan bibit tanaman jahe yang akan dibudidayakan dan rimpangnya dapat dipanen pada kisaran umur 10 bulan sejak masa penyemaian.
Sebelum memulai pembibitan, Anda harus menyiapkan beberapa alat yang dapat membantu pekerjaan, seperti cangkul, sekop, bak air, selang dan ember, alat siram, paranet yang berfungsi utnuk menaungi bibit dari sinar matahari secara langsung dan air hujan, sendok tanah, dan alat potong seperti golok, gergaji, dan gunting.
Pembibitan jahe merah dapat dilakukan pada lahan dengan sistem bedengan. Lahan yang tidak terpakai dapat Anda sulap menjadi lahan pembibitan jahe merah. Persiapan lahan dapat dilakukan diawali dengan pembersihan lahan dari rumput dan tanaman liar. Selanjutnya, lahan dapat dibuat bedengan dan dipasang paranet setinggi 2 meter.
Pasang pembatas yang dapat terbuat dari bambu atau terpal. Pembatas berfungsi untuk melindungi bibit dari serangan hewan seperti ayam ataupun hewan lain yang berpotensi dapat merusak tanaman. Pembatas dapat dibuat setinggi 50—100 cm.
Ketika lahan sudah siap, masukkan media tanam pembibitan yang sudah dibuat secara merata hingga hampir mencapai bibir bedeng. Lahan pembibitan sudah siap untuk digunakan dan ditanami rimpang jahe merah yang tua.
Media tanaman dan pupuk umumnya dibuat dari bahan-bahan organik dan pupuk organik cair atau POC. Media tanam dapat dibuat dari campuran tanah, pupuk kandang ayam, sekam, dan pupuk kandang kambing atau domba.
Pupuk organik cair dibuat dari kotoran ternak kambing sebanyak 10 kg. Kotoran tersebut dikumpulkan dalam karung lalu diikat. Hal ini untuk menghindari pupuk cair alami yang dihasilkan keruh. Selain itu, untuk mencegah pupuk tercampur dengan biji tanaman liar yang dapat tumbuh menjadi gulma.
Penyemaian rimpang di lahan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari lahan tergenang air hujan yang berlebih. Perawatan dilakukan dengan penyiraman dan pemberian pupuk secara rutin, pembersihan gulma, dan meminimalisir bibit dari kerusakan.