Pertanianku – Sebelum melakukan penetasan telur, semua peralatan dan wadah penetasan harus disiapkan terlebih dahulu. Setelah dicuci dan disanitasi, seluruh permukaan akuarium atau bak fiberglass dicuci dan digosok, terutama bagian dasarnya, yakni menggunakan spon atau busa dan dibilas dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran yang menempel pada akuarium/fiberglass hilang.
Sebelum diisi air, akuarium atau bak fiberglass yang telah dibersihkan dikeringkan terlebih dahulu selama 1—2 hari. Setelah semua peralatan dan wadah siap, akuarium bisa diisi dengan air bersih dan jernih setinggi 30 cm, sementara bak fiberglass diisi air setinggi 40—60 cm. Untuk mencegah timbulnya jamur atau bakteri, maka ke dalam air bisa ditambahkan methylene blue. Dosis methylene blue yang digunakan harus disesuaikan dengan aturan yang tercantum pada label kemasan. Selama 1—2 hari sebelum telur dimasukkan atau ditebar, air dalam wadah penetasan diaerasi terlebih dahulu guna menetralisir gas beracun. Air yang akan diisikan ke dalam wadah penetasan bisa berasal dari sumur pompa atau sumur bor yang sebelumnya telah ditampung di bak tandon. Pada bak fiberglass dipasang hapa untuk tempat pelekatan telur.
Persiapan selanjutnya adalah pemasangan instalasi penetasan. Agar proses penetasan telur lebih sempurna, sebaiknya wadah penetasan dipasangi blower atau aerator untuk menyuplai oksigen terlarut. Tekanan aerasi diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu kencang sehingga telur tidak mudah teraduk. Untuk mengurangi goncangan akibat gelembung air yang terlalu besar, pada ujung selang aerator diberikan sebuah batu aerasi. Aerasi dihidupkan selama penetasan telur berlangsung Sementara itu, usaha untuk menjaga suhu ruangan dan suhu air tetap stabil pada suhu 28—300 C adalah dengan memasang alat pemanas air otomatis (heater) atau kompor dan lampu listrik serta mengurangi ventilasi udara ruangan penetasan.
Sumber: Buku Paduan Lengkap Agribisnis Patin