Pertanianku – Pertambahan populasi sapi-sapi lokal setiap tahun merupakan penjabaran dari kelahiran, kematian, dan pemotongan yang terjadi setiap tahun. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat diperkirakan pertambahan populasi sapi-sapi lokal setiap tahunnya. Contohnya disajikan pada Tabel 4.
Perkiraan pertambahan populasi sapi-sapi lokal pada tahun 2011 yang tertera pada Tabel 4 merupakan gambaran kuantitatif dari setiap jenis sapi lokal yang bertambah setiap tahun, tetapi belum memperhitungkan jumlah pemotongannya. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pertambahan populasi terbanyak pada tahun 2011 adalah sapi campuran dan sapi bali. Pada tahun-tahun sebelumnya, pertambahan populasi yang terbanyak dari sapi-sapi lokal adalah juga sapi campuran dan sapi bali. Oleh karena itu,didasarkan pada indikator pertambahan populasi yang terbanyak, sapi campuran dan sapi bali merupakan jenis sapi lokal yang lebih prospektif untuk digunakan sebagai bakalan dalam usaha pengemukan.
Pertambahan populasi sapi-sapi lokal yang tertera pada Tabel 4 semuanya berjumlah 2.554.655 ekor, dan belum termasuk jumlah pemotongan. Statistik peternakan menunjukan bahwa pemotongan sapi pada tahun 2011 berjumlah sekitar 2.300.000 juta ekor (Amin dkk, 2012). Dengan demikian, sebenarnya pertambahan populasi sapi-sapi lokal pada tahun 2011 hanyalah 2.554.655 ekor–2.300.000 ekor = 254.655 ekor atau sekitar 1,7% dari jumlah populasi. Pertambahan populasi sapi-sapi lokal yang kecil akan berakibat pada semakin kecilnya peluang untuk mendapatkan sapi-sapi bakalan untuk pengemukan. Bahkan, saat inipun sudah terasa kesulitan untuk mendapatkan bakalan untuk usaha pengemukan. Hal ini sebenarnya dapat ditanggulangi apabila para peternak yang akan menjual sapi-sapinya untuk dipotong digemukkan terlebih dahulu. Dengan demikian, sapi-sapi yang akan dijual para peternak benar-benar sapi-sapi bakalan untuk penggemukan.
Sumber: Buku Bisnis Penggemukan Sapi