Pertanianku — Perusahaan asal Jepang Mobiol Corporation yang menggandeng Tsukuba University menawarkan teknologi pengolah limbah sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) ini kepada Indonesia. Teknologi tersebut bernama Novel Algae-DHA Technology.
POME dapat mengolah limbah cair sawit sehingga bernilai tinggi. POME juga dapat mengurangi dampak limbah sawit terhadap lingkungan hidup. Teknologi asal negeri Sakura ini dapat menghasilkan DHA yang mengandung Omega-3 dan memproduksi Aquatic Feed dan Animal Feed atau pakan ternak dan pakan ikan melalui pencampuran POME dengan algae (ganggang).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah menyambut baik teknologi Novel Algae karena memberikan empat manfaat kepada Indonesia. Pertama, menciptakan investasi yang baik. Kedua, meningkatkan peluang ekspor. Ketiga, penyelesaian masalah limbah. Keempat, meningkatkan skala perekonomian di daerah pembangunan palm 5.0.
“Kerangka Kerja Palm 5.0, yang menerapkan Teknologi Novel Algae, dapat memperoleh pengembalian finansial dan lingkungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis perkebunan dasar,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Saat ini, terdapat 875 pabrik sawit di Indonesia yang menghasilkan sekitar 156 juta ton POME atau 455.000 metrik ton per hari. Teknologi asal Jepang ini juga menawarkan solusi terhadap emisi CO2 yang dihasilkan oleh POME serta peluang bisnis untuk industri sawit di Indonesia.
Group CEO Mobiol Corporation Toshihide Nakajima mengatakan, DHA dan Aquatic/Animal Feed yang dihasilkan teknologinya dapat dijual ke luar negeri ataupun pasar domestik. Permintaan dunia atas DHA diperkirakan rerata 250.000 MT per tahun. Sementara, permintaan atas Aquatic Feed dan Animal Feed diperkirakan masing-masing 4 juta MT dan 1 juta MT per tahun.
Mobiol Corporation memperkirakan dengan pemanfaatan POME dengan teknologi Algae dapat menyebabkan paradigm shift oleh karena besarnya keuntungan yang dapat dihasilkan mencapai 4 kali dari pendapatan produsen kelapa sawit saat ini dari penjualan DHA. Sementara, untuk penjualan Feedstock dan Animal Stock diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan sebanyak 2 kali lipat.
Toshihide mencontohkan untuk perkebunan sawit seluas 50.000 hektare, saat ini keuntungan yang dicapai sekitar US$ 22 juta per tahun dari penjualan CPO dan PKO. Sementara, potensi penjualan DHA dan Aquatic/Animal Feed diperkirakan masing-masing US$ 98 juta per tahun dan US$ 43 juta per tahun.
Professor Makoto Watanabe dari Tsukuba University sebagai penemu teknologi Novel Algae-DHA memaparkan hasil temuannya bahwa POME sangat baik sekali jika digunakan untuk memproduksi DHA.
“Saya optimis bahwa teknologi ini dapat diterapkan di Indonesia untuk membantu pemerintah dan industri sawit di Indonesia untuk meningkatkan ekspor DHA dan pakan ternak serta mendukung upaya industri sawit dalam rangka melestarikan lingkungan hidup,” ujar Watanabe.