Pestisida dari Biji Duku

Pertanianku — Duku berasal dari Malaysia dan Indonesia di bagian Kalimantan Timur. Duku merupakan buah dataran rendah yang sangat mudah dijumpai. Selain daging buahnya yang bisa dikonsumsi, biji duku bisa dimanfaatkan menjadi pestisida.

biji duku
foto: pixabay

Buah duku terbilang cukup mudah untuk didapatkan karena banyak masyarakat yang menyukainya. Buah ini sering dijadikan buah meja yang dimakan secara langsung. Namun, Anda harus hati-hati saat memakan daging buah yang memiliki biji berukuran kecil. Karena bisa saja Anda tidak sengaja menggigit bijinya yang sangat pahit. Oleh karena itu, banyak orang yang menelan bijinya karena tidak ingin menggigit biji duku.

Kayu pohon duku cukup keras sehingga sering dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Sementara itu, kulit buahnya bisa dikeringkan dan diolah menjadi obat nyamuk atau setanggi.

Dalam setiap 100 gram buah duku mengandung nutrisi protein 1 gram, fosfor 9 mg, karbohidrat 16,1 gram, energi sebanyak 63 kkal, lemak 0,2 gram, dan kalsium 18 gram. Selain itu, buah duku juga dilengkapi dengan berbagai macam nutrisi vitamin seperti vitamin A, B1, dan C.

Adapun kandungan kimia yang terdapat di buah yang sekilas mirip dengan kelengkeng ini adalah alkaloida, saponin, polifenol, dan flavonoid.

Ternyata, biji duku yang pahit bisa berguna menjadi pestisida nabati yang ramah lingkungan. Pestisida tersebut bisa digunakan untuk mengatasi serangan hama jenis Spodoptera litura dan sejenis ulat pemakan daun.

Cara pembuatan pestisida ini cukup sederhana, alat-alat yang Anda butuhkan adalah cobek, blender, saringan, dan alat penyemprot (sprayer). Adapun bahan yang dibutuhkan adalah biji duku sebanyak 500 gram dan 20 liter air.

Biji yang sudah tersedia ditumbuk atau diblender hingga halus. Selanjutnya, rendam biji tersebut ke dalam air selama 24 jam. Setelah direndam, saring air hasil rendaman, dan biopestisida dari biji duku sudah siap digunakan.

Agar mudah saat ingin mengaplikasikannya, masukkan biopestisida ke sprayer dan semprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari. Hindari penyemprotan pada siang hari karena bisa menyebabkan biopestisida tidak bisa bekerja secara maksimal.