Pestisida Nabati dari Puntung Rokok

Pertanianku Puntung rokok yang sudah tidak digunakan lagi sebenarnya dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Hal ini tentunya dapat menguntungkan petani yang gemar merokok, daripada puntung tersebut dibuang, apalagi dibuang sembarangan, lebih baik dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengatasi beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT).

puntung rokok
foto: Pixabay

Bagian puntung rokok yang sudah tidak digunakan masih mengandung tembakau, meskipun kandungannya terbilang sedikit. Namun, puntung tersebut tetap bisa bermanfaat sebagai pestisida nabati.

Seperti yang diketahui, tembakau merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Di dalam tembakau terkandung nikotin dan kandungan nikotin paling tinggi terdapat pada ranting serta daun tembakau.

Tanaman tembakau telah terbukti efektif mengendalikan hama ulat karena daun tembakau memiliki sifat repellent (penolak serangan), fungisida, akarisida yang bekerja seperti racun pada sistem pernapasan dan perut serta bersifat sistemik yang tidak disukai oleh ulat.

Tembakau dapat bersifat anti-feedant (penghambat makan) dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Kandungan nikotin di dalam tembakau juga bekerja sebagai fumigan yang akan menguap dan menembus secara langsung ke dalam integumen serangga.

Daun tembakau kering mengandung 2—8 persen nikotin. Daun tembakau umumnya digunakan dalam bentuk irisan segar atau tepung yang terbuat dari daun kering. Pada beberapa jenis tanaman, tembakau tersebut bisa bertindak sebagai insektisida nabati yang paling mudah diekstrak dengan pelarut air.

Kandungan nikotin murni sangat beracun bagi mamalia dan dapat dikategorikan sebagai racun yang sangat berbahaya. Namun, nikotin ini masih relatif aman jika tercium. Nikotin tersebut dapat mengendalikan ulat perusak daun dan serangga pengisap bertubuh lunak seperti aphids, thrips, dan kutu daun.

Selain nikotin, daun tembakau juga diketahui mengandung senyawa utama alkaloid dan senyawa-senyawa kimia, mulai dari golongan asam, alkohol, aldehid, keton, asam amino, karbohidrat, ester, dan terpenoid. Kandungan alkaloid di dalam tembakau dapat berguna sebagai racun bagi serangga, tetapi tidak beracun bagi tanaman tembakau itu sendiri. Oleh karena itu, tanaman ini sering digunakan sebagai pestisida alami.

Ekstrak tembakau sudah terbukti efektif mengendalikan populasi wereng cokelat, larva Sitophilus, walang sangit, dan culex. Tembakau juga dapat membunuh 70 persen hama larva Sitophilus zeamais dan Sitophilus oryzea.