Pestisida Nabati Semakin Canggih dengan Teknologi Nanopartikel

Pertanianku Pestisida nabati menjadi salah satu andalan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara organik dan ramah lingkungan. Hanya saja, pestisida ini masih memiliki beberapa kekurangan. Untuk meningkatkan efektivitasnya, melansir dari ditjenbun.pertanian.go.id, peneliti mulai menerapkan teknologi nanopartikel. Teknologi ini dapat mengubah zat aktif dari bahan alam yang terkandung menjadi senjata yang lebih ampuh unutk mengendalikan OPT di lapangan.

pestisida nabati
foto: PIxabay

Teknologi nanopartikel mampu mentransformasi suatu material menjadi partikel dengan ukuran yang super kecil dan nilai gunanya berlipat ganda. Pada skala nano, material memiliki sifat unik yang bisa dikontrol dan dimodifikasi ukuran, bentuk, sifat kimia, dan fungsinya.

Nanopartikel sudah dimanfaatkan di berbagai bidang, seperti kesehatan, kosmetik, dan pertanian. Di bidang pertanian, teknologi ini digunakan pada produk pupuk. Penggunaan teknologi nano pertama kali pada pestisida dilakukan oleh Prof. Weaver dari Montana State University untuk mengatasi hama gudang dengan NSA (nanostructured alumina). Percobaan tersebut membuahkan hasil yang baik.

Ukuran nanopartikel dapat mencapai partikel virus/target karena ukurannya yang super kecil. Teknologi ini menjadi cara baru dalam mengendalikan virus pada tanaman. Pestisida nabati yang diolah dengan cara ini tidak dapat terpengaruh oleh pemanasan sinar UV (ultraviolet) karena langsung cepat meresap ke dalam tanaman ataupun OPT.

Beberapa tanaman yang telah diuji coba dengan teknologi nanopartikel adalah serai wangi dan cabai jawa. Teknologi ini cenderung mudah, murah, dan efektif sehingga memungkinkan untuk dikembangkan pada unit laboratorium di lapangan. Selanjutnya, hasil pengembangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengendalikan dan mencegah OPT.

Teknologi ini terbilang mudah karena proses pengerjaannya hanya memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Proses pengerjaannya juga murah karena alat yang dibutuhkan cukup sederhana, yakni bahan pelarut, emulsifier, surfaktan, dan enkapsulasi. Semua bahan tersebut mudah didapatkan. Selain itu, ada bahan homogenizer berupa stirrer, bahan ini biasanya dimiliki oleh laboratorium.

Penggunaan pestisida nabati yang mendapatkan sentuhan teknologi nanopartikel dapat lebih efektif dan efisien. Pengaplikasiannya tidak akan berlebihan dan bisa dilakukan dalam jumlah yang sedikit dibanding pestisida yang bukan nano.

Menurut pengalaman petani yang telah menggunakan pestisida nabati ini, pestisida tidak menyebabkan gatal-gatal dan mual.