Petani di Sigi Antusias dengan Inpari 36 Lanrang

Pertanianku — Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan panen perdana varietas Inpari 36 Lanrang di lahan seluas 100 hektare di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

inpari 36 lanrang
foto: pixabay

Panen tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas TPH Sulawesi Tengah, Kepala BPTP Sulawesi Tengah, Camat Kulwai Selatan, Kapolsek Kulawi Danramil Kulawi, dan Pengurus Poktan serta petani.

Kepala Dinas TPH Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Ir. Muh. Adam, M.M., M.Si., mengapresiasi dan berterima kasih kepada Loka Penelitian Penyakit Tungro yang sudah mengintroduksi varietas Inpari 36 Lanrang dan melakukan sosialisasi serta pendampingan kepada para petani di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

“Petani sudah melihat langsung pertanaman padi varietas Inpari 36 Lanrang ini sebagai varietas yang tahan tungro dan untuk sementara waktu tidak lagi menggunakan varietas lama sebagai penyebab tanaman mudah terserang penyakit tungro,” tutur Ir. Muh. Adam, M.M., M.Si seperti dikutip dari laman litbang pertanian.go.id.

Adanya varietas Inpari 36 Lanrang dapat membuat para petani tidak perlu merasa khawatir lagi saat menanam padi. Selain tahan penyakit tungro, varietas ini juga memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, lebih tinggi dibanding varietas lama yang biasa ditanam oleh petani.

“Hasil dari panen Inpari 36 Lanrang mencapai 8,48 ton/hektare GKP, lebih tinggi dari varietas yang biasa petani tanam sebelumnya. Semoga varietas ini dapat berkembang di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah,” lanjut Adam.

Di tempat yang sama, Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro, Dr. Fausiah T. Ladja menyampaikan bahwa varietas ini memang dirancang untuk wilayah endemi tungro. Penggunaan varietas ini bisa mencegah wabah tungro sehingga para petani dapat menanam padi dengan perasaan tenang.

“Dengan mengadopsi varietas ini, berharap penyakit tungro tidak mewabah kembali, sehingga petani tidak perlu takut lagi akan kehilangan hasil akibat penyakit tungro ini,” tutur Fausiah.