Petani Kasemen Dihantam Krisis Air Saat Masa Cocok Tanam

PertaniankuPetani Kasemen dihantam krisis air saat masa cocok tanam. Warga yang mayoritas petani bingung terhadap apa yang sebelumnya belum pernah terjadi di wilayah mereka. Bulan November yang menjadi bulan cocok tanam di sana tiba-tiba malah menjadi petaka karena kurangnya air irigasi.

Petani Kasemen
Google Image

Kodiman (50), salah seorang petani Kasemen mengaku, sebelumnya belum pernah terjadi krisis irigasi di wilayah Kasemen, Kota Serang ini. “Tidak, air selalu ada setiap tahun, tapi bulan ini tidak ada,” ujarnya, Rabu (27/12).

Awalnya, warga curiga salah satu perusahaan air minum di sana yang menjadi penyebab kurangnya pasokan air irigasi untuk mengairi sawah mereka. Akan tetapi, General Manager Plan PT SBS Djoko menjelaskan, pihaknya sudah mengantongi izin dan telah melakukan penyerapan air sesuai dengan prosedur yang baik.

Menurutnya, penyedotan yang dilakukan PT SBS dari air irigasi merupakan tindakan legal yang sudah sesuai dengan aturan hukum. Kendati demikian, Djoko menyatakan akan mengubah sumber air.

“Terus terang kami lelah dituding seperti ini terus. Oleh karena itu, kami ganti sekalian sumber airnya,” kata dia.

Setelah ditelusuri hingga hilir, adanya proyek normalisasi saluran irigasi Pamarayan sebelah barat ternyata menjadi bagian dari penyebab keringnya saluran irigasi.

Kepala UPT Bendungan Pamarayan, Hermanto mengatakan, akan dilakukan buka tutup saluran air dari Bendungan Pamarayan ke beberapa kecamatan. Hal itu akan berjaan selama proyek yang akan memakan waktu sekitar 6 bulan atau sejak Desember 2017—Mei 2018 tersebut berjalan.

“Jadi, sampai Mei atau sekitar setengah tahunan,” kata Hermanto.

Ia menjelaskan, perbaikan saluran irigasi sebelah barat tersebut dikarenakan adanya tanggul yang longsor atau ambles. Selain itu, sedimentasi lumpur di saluran irigasi yang cukup tinggi mengakibatkan suplai air dari bendungan selama ini menjadi tidak lancar.

“Jika diberikan saluran air sesuai dengan SOP dikhawatirkan air tidak dapat tersalurkan dengan baik karena mengalami luber akibat pendangkalan. Itu kenapa kami hanya menyalurkan sebanyak 12 kubik per detik yang seharusnya 23 kubik per detik,” kata Hermanto memaparkan.

Penyebab kosongnya air di irigasi diakibatkan ada perbaikan normalisasi saluran irigasi tersebut. “Sebenarnya hal ini bukan kesalahan perusahaan air, tetapi karena kesiapan infrastruktur di wilayah sini,” ujar Hermanto mengakhiri.