Pertanianku — Harga bawang merah dikabarkan kembali terjun bebas membuat sejumlah petani di daerah Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan harga jual bawang yang anjlok sepanjang tahun ini. Bahkan, para petani belum merasakan keuntungan sama sekali selama musim panen.
“Kondisinya saat ini tak stabil. Kalau dikumulatifkan dari panen pada awal tahun lalu, kerugian kami sudah ratusan juta rupiah. Harga bawang ini turun sejak awal tahun lalu,” jelas Ketua Kelompok Petani Bawang Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Wasirudin, seperti diberitakan detik (17/10).
Kondisi tersebut membuat harga jual bawang basah di kisaran Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogramnya (kg). Sementara, untuk harga jual bawang kering di kisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 per kg.
Harga tersebut, dirasa tak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk harga bawang basah Rp15.000/kg dan bawang kering Rp18.300/kg.
“Nyatanya tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kemudian, katanya pas harga turun Bulog akan membeli bawang. Tapi hingga kini belum direalisasikan, pas harga naik saja mereka langsung turun tangan,” lanjut Wasirudin.
Wasirudin mengatakan satu hektare lahan bawang membutuhkan modal sebesar Rp140 juta untuk pengelolaannya dari proses awal hingga masa panen. Karena harga bawang anjlok, modal ratusan juta itu tak bisa ia tutup. Hasil panen bawangnya hanya menghasilkan Rp100 juta.
“Sudah empat kali panen, tapi hasilnya tetap rugi. Setiap satu hektare itu, hitungannya kita rugi Rp40 juta sampai Rp50 juta. Sampai-sampai utang ke bank untuk menutupi modal, bahkan ada yang beralih menanam jagung karena tak punya modal,” tutur Wasirudin.