Pertanianku — Petani di Kulonprogo dan Majalengka sudah berhasil memanen bawang bombai yang selama ini dinilai sulit untuk ditanam di Indonesia. Selama ini bawang bombai diklaim hanya bisa tumbuh di daerah subtropis, tapi nyatanya tanaman sayur ini tetap bisa tumbuh dan menghasilkan panen bawang bombai yang bagus di tanah yang subur.
“Ini surprised ternyata bawang bombai bisa dikembangkan di Indonesia. Hasil panen petani di Kulonprogo dan Majalengka jika dikonversikan mampu mencapai 40 ton lebih per hektare. Ukuran umbinya juga tidak kalah dengan bombai impor dan harganya cukup kompetitif. Kita akan terus dorong dan sempurnakan pedoman budidaya dan pascapanennya supaya lebih komprehensif,” papar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Prihasto Setyanto yang kerap disapa Anton menjelaskan kebutuhan bawang bombai di dalam negeri cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kini, sudah banyak yang menggunakan bawang ini, mulai dari rumahan, industri, hotel, restoran, hingga katering. Tak heran, permintaannya terus bertambah tiap tahunnya.
“Nilai impornya mencapai lebih dari Rp1 triliun per tahun atau setara volume lebih dari 120 ribu ton per tahun. Impor terbanyak dari Belanda, New Zealand, India, Cina, dan USA. Jika bawang bombai bisa dikembangkan di dalam negeri, setidaknya bisa menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat,” papar Anton.
Pengembangan komoditas ini terbilang tidak mudah, Direktorat Jenderal Hortikultura akan mendorong produsen benih untuk mendaftarkan varietas benih bawang bombai terlebih dahulu. Pasalnya, hingga saat ini benih yang digunakan masih diimpor dari Belanda.
Pada 2021 nanti komoditas ini baru akan dikembangkan di lahan seluas 20 hektare yang tersebar di beberapa daerah. Daerah yang dipilih harus memiliki kesesuaian agroklimat dan persediaan air yang cukup. Selanjutnya, untuk proses pemasaran, Direktorat Jendral Hortikultura akan bekerja sama dengan pemerintah daerah agar proses pemasaran di daerah masing-masing bisa berjalan dengan lancar.
Bawang bombai yang dihasilkan dari Kulonprogo bisa dijual oleh petani seharga Rp10 ribu per kilogram. Petani sudah bisa mendapatkan keuntungan dari harga jual tersebut. Petani akan semakin senang jika pengembangan komoditas ini bisa membuat harga komoditas menjadi lebih stabil dan proses penjualannya menjadi lebih mudah.