Pertanianku — Salah satu upaya untuk menggenjot sektor pertanian adalah dengan menaikkan tingkat produksi pertanian dalam negeri hingga mampu menjadi produsen ekspor. Namun, usaha yang harus dilakukan tak hanya cukup dengan menaikkan hasil produksi. Para pelaku industri pertanian juga harus memerhatikan cara distribusi hasil produksi agar sampai ke tangan konsumen, para petani milenial asal Bali mulai berinovasi dengan marketplace pertanian.

Marketplace pertanian tersebut diberi nama BOS Fresh Retail. Sementara, aplikasi untuk bertani disebut Farmer Apps. Keduanya dikelola oleh komunitas petani muda asal Bali, yaitu Petani Muda Keren (PMK).
“Sekarang kita bertani menggunakan aplikasi namanya Farmer App, untuk menjualnya kami menggunakan BOS Fresh Retail, dan untuk pendanaan kami ada namanya nabung tani untuk membantu petani yang tidak punya biaya,” ujar Agung Weda selaku ketua komunitas seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Melalui program yang dikelola oleh PMK, BOS Fresh Retail pada 2018 mencatatkan nilai ekspor komoditas manggis asal Bali mencapai angka terbesar, hampir Rp100 miliar. Tak hanya itu, PMK melalui marketplace pertanian mampu mengekspor komoditas buah lainnya seperti sawo, avokat, dan mangga.
Menurut Agung, tahun ini sudah ada 1.500 ton mangga yang sudah siap ekspor. Ada 300 ton yang sudah diekspor ke Vietnam. Selain mangga, komoditas buah rambutan sudah lebih dahulu diekspor ke berbagai negara Timur Tengah.
Kementerian Pertanian pun sudah memiliki teknologi baru yang dirilis, yaitu Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratatni) yang bisa membantu BOS. AWR dan Kostratani bisa membantu masyarakat untuk mengetahui permintaan pasar melalui ruang kontrol sehingga para petani bisa menyesuaikan komoditas pertanian yang tepat dan keuntungan yang didapatkan pun menjadi lebih maksimal.
Kehadiran BOS disambut baik oleh semua pihak, termasuk pemerintah. Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Sukam Pawardi menyambut baik inovasi para pemuda asal Bali ini.
“BOS ini sebuah perusahaan yang dikelola anak muda berbasis IT dan dia paham sekali dengan pasar. Inilah yang harus dipahami oleh setiap pengusaha baik muda atau apapun lainnya, sehingga ia bisa menyiapkan produk sesuai dengan kemauan pasar,” tutur Sukam Pawardi.