Pertanianku — Petani Mukomuko tidak tertarik melakukan peremajaan tanaman karet mereka yang sudah tidak produktif lagi. Mereka justru lebih suka dengan program peremajaan kebun sawit. Hal itu berdasarkan pernyataan dari Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

“Petani daerah ini kurang berminat meremajakan kebun karetnya yang tidak produktif. Petani di wilayah ini hanya tertarik program peremajaan kebun sawit,” ujar Kasi Kemitraan dan Perizinan Pekebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sudianto seperti dikutip dari Antara News, Minggu (28/1).
Tahun 2017, pemerintah daerah (pemda) setempat mendapatkan jatah peremajaan atau replanting kebun karet di lahan seluas 20 hektare dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Akan tetapi, petani setempat tidak ada yang mendaftarkan lahan perkebunan karetnya.
Sudianto mengatakan, tahun ini Pemda Mukomuko kembali mendapat jatah peremajaan kebun karet di lahan seluas 200 hektare dari pemerintah provinsi setempat.
“Jangankan untuk mendapatkan lahan kebun seluas 200 hektare, lahan seluas 20 hektare saja tidak dapat,” tutur dia.
Walaupun demikian, ia menyatakan instansinya akan berusaha mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif di daerah itu. Ya, perkebunan yang diusulkan untuk mendapat bantuan program peremajaan kebun karet dari pemerintah provinsi setempat.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa instansinya melibatkan kepala desa beserta perangkatnya untuk mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif di wilayahnya masing-masing.
“Kita minta bantuan dari Kades mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif untuk diusulkan mendapat bantuan program peremajaan kebun karet,” ujarnya.