Petani Pangandaran Mendapatkan Banyak Keuntungan dari Padi Bebas Residu

Pertanianku — Pestisida kimia yang digunakan oleh petani bisa meninggalkan residu bahan kimia pada hasil panen. Pestisida tersebut digunakan oleh petani untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang bisa merusak tanaman. Saat ini, banyak negara yang sudah mulai menerapkan produk pangan yang bebas residu agar masyarakat bisa hidup lebih sehat dan berkualitas.

bebas residu
foto: Trubus

Selain residu, sebenarnya penggunaan pestisida kimia yang kurang bijak dapat mengganggu keseimbangan ekologi. Pasalnya, pestisida tersebut juga membunuh musuh alami dari OPT, dan OPT bisa kebal terhadap pestisida yang terus digunakan dalam jangka waktu cukup panjang.

Untuk mendapatkan hasil pangan yang bebas residu, petani bisa berbudidaya organik atau tetap dengan sistem nonorganik atau konvensional.

Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, mengatakan bahwa penggunaan pestisida kimia masih dilakukan secara masif. Sebenarnya, pestisida tersebut memang bisa menyelamatkan petani dari kemungkinan gagal panen. Namun, penggunaan pestisida kimia yang dilakukan secara terus-menerus dapat menyebabkan kerugian pada alam dan manusia.

“Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya padi bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil gabah atau beras,” tutur Suwandi seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Suwandi berharap penanaman padi dengan sistem bebas residu dapat terus dilakukan sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan pangan nasional yang sehat dan berkualitas.

Gerakan menanam padi bebas residu sudah dilakukan oleh Kelompok Taruna Tani Mekar Bayu di Kabupaten Pangandaran. Kelompok tani tersebut menanam bibit Inpari 42 sebanyak 5 kuintal di lahan seluas 20 hektare. Sistem tanam yang digunakan adalah jajar legowo dan kemungkinan bisa menghasilkan sekitar 7,48 ton/hektare gabah kering giling.

“Dengan menggunakan pupuk organik, agen hayati dan juga pestisida pupuk organik cair. Ternyata hasil padinya tahan terhadap kekeringan juga produksinya meningkat,” papar Tahmo, Ketua Kelompok Taruna Tani Mekar.

Pengguaan pupuk organik, agen hayati, dan pupuk cair bisa menghasilkan padi yang terbebas dari bahan-bahan kimia. Efek lain yang didapatkan oleh petani tersebut adalah kondisi tanah menjadi lebih subur dan gembur.

Hasil panen dari padi bebas residu tersebut juga mudah dijual dan harga jualnya lebih menguntungkan dibanding beras biasa. Rasa nasi dari padi bebas residu juga terasa lebih beda dan enak.