Pertanianku — Secara perlahan, petani di Indonesia terus merasakan manfaat transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Manfaat transformasi pertanian modern tersebut dirasakan setelah pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan ribuan alat mesin pertanian (alsintan) ke sejumlah daerah yang ada di Indonesia.

Misalnya saja para petani di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka mengaku sangat terbantu dengan bantuan yang disalurkan Kementan. Hal ini diungkapkan petani setempat, Karjono. Menurutnya, semua mesin sudah beroperasi dan digunakan petani setiap hari.
“Tentu saja sangat bermanfaat, utamanya dalam peningkatan produksi. Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan pemerintah,” kata Karjono, seperti dikutip Inews, Senin (15/4/2019).
Karjono mengungkapkan, ada lima desa yang menggunakan alsintan bantuan Kementan. Kelima desa itu antara lain Wareng dan Galangan. Kata dia, para petani dari lima desa tersebut sama-sama memiliki hak dalam menggunakan mesin.
“Terus terang ini sangat bermanfaat sekali bagi kami yang sehari-hari bertani. Selama ini kami tidak pernah mendapat perhatian sebesar ini dari pemerintah. Maka itu, kami sangat senang dan bersyukur,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah menjelaskan selama 2014 bantuan yang dikeluarkan pemerintah untuk alsintan mencapai Rp520,18 miliar dengan volume unit sebanyak 12,501.
“Untuk tahun 2015, total anggaran yang dikeluarkan Rp1,98 triliun dengan volume unit mencapai 56,785,” kata Andi.
Adapun total anggaran yang digelontorkan pada 2016 mencapai Rp2,96 triliun dengan volume unit mencapai 148,804. Selanjutnya, anggaran 2017 mencapai Rp2,83 triliun dengan volume unit mencapai 84,381.
“Sedangkan anggaran pada tahun 2018 mencapai Rp3,4 triliun dengan volume unit mencapai 126,942,” terangnya.
Andi menambahkan, seluruh bantuan yang tersalurkan merupakan bentuk keseriusan Kementan dalam mendorong peningkatan jumlah produksi. Selain itu, alsintan juga diharapkan menjadi jalan bagi anak muda agar mau turun langsung ke sektor pertanian.
“Dengan teknologi, kita harapkan generasi milenial mau bercocok tanam, peduli dengan nasib petani dan siap meningkatkan produksi pangan kita,” tutur dia.