Pertanianku — Terdapat varietas baru buah jambu biji, yakni piraweh amparu. Buahnya bercita rasa manis dan produksinya tinggi. Jambu biji kualitas unggul ini dikembangkan oleh Mukhlis, seorang warga Nagari Laren Nan Panjang, Kecamatan VII Kota Sei Seriak, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat.

Berdasarkan pengakuannya, ia hampir setiap hari memetik buah ranum dari pohon dengan ketinggian 5 meter itu. Pohonnya berbuah sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Ia setidaknya menuai 1 kilogram buah setiap harinya dan menjual hasil panennya itu ke pasar dengan harga Rp8.000—Rp12.000 per kilogram.
“Kontinuitas buah menjadi keistimewaan jambu ini,” tutur Mukhlis seperti dikutip Majalah Trubus.
Mukhlis mulai menanam jambu biji merah itu pada 2007. Tanaman tumbuh subur dengan perawatan sederhana yang diberikan oleh pemiliknya. Mukhlis hanya menaburkan 17 kilogram pupuk kandang setiap 3 bulan sekali. Perawatan lain yang dilakukannya meliputi pembersihan gulma di bawah tajuk tanaman.
Mukhlis bahkan tidak perlu memangkas tanaman untuk menghasilkan banyak cabang karena pohon tersebut sudah memiliki banyak cabang yang artinya banyak pula buah yang dihasilkan. Itu karena dompolan bunga muncul di setiap cabang.
Karena keistimewaannya itulah, jambu merah milik Mukhlis lolos seleksi sebagai jambu biji varietas baru dengan nama piraweh amparu. Piraweh dalam bahasa Minang artinya jambu biji, sedangkan ampalu merujuk pada lokasi tempat ditemukannya sang pohon induk, yakni Korong Ampalo Tinggi.
Menurut peneliti jambu di Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, Ir. Ni Luh Putu Indrayani, M.P., piraweh ampalu lolos sebagai varietas baru setelah melewati observasi lapangan selama 2 tahun.
“Semula tersiar kabar bahwa di wilayah Padangpariaman terdapat populasi pohon jambu biji merah yang berproduksi tinggi dengan cita rasa nikmat, tetapi keberadaannya belum banyak yang tahu,” kata Ni Luh.
Pohon jambu milik Mukhlis akhirnya terpilih sebagai pohon induk. Ni Luh menuturkan, pilaweh ampalu mampu beradaptasi di ketinggian mulai dari 0—500 m dpl. Tanaman memiliki banyak percabangan sehingga terlihat rimbun. Produktivitas tanaman mencapai 250—280 buah per pohon setuap tahun dengan bobot sekitar 265—420 gram. Buah muncul secara terus-menerus sehingga panen bisa dilakukan sepanjang tahun.