Plastikultura, Bertanam dengan Bantuan Plastik

Pertanianku — Pernahkah Anda mendengar tentang metode bertanam yang satu ini? Plastikultura adalah suatu praktik bertani menggunakan bahan berbasis plastik dalam penanamannya.

Plastikultura adalah
Foto: instagram bibitbuah-dan-pupukbuatan

Bahan plastik sendiri dalam penggunaannya untuk pertanian sangatlah luas. Adapun yang dimaksud dengan plastikultura, yaitu pertanian dengan bantuan plastik lebih ditonjolkan sebagai peranan plastik dalam menunjang pertumbuhan tanaman.

Penggunaan plastik ini beberapa caranya adalah digunakan sebagai pelapis mulsa dan fumigasi tanah secara termal. Selain itu, plastik juga digunakan sebagai bahan pembuat pipa penyalur air dan nutrisi, media tanam, dan pembuatan rumah tanaman yang umum digunakan pada hidroponik.

Jenis plastik yang digunakan pun tidaklah sembarangan. Plastik yang paling sering adalah jenis polietilen atau PE. Jenis PE dinilai memiliki beberapa keunggulan. Plastik ini memiliki harga yang masih terjangkau, fleksibel dalam pembentukan dan penggunaannya, serta mudah diproduksi.

PE mudah dibentuk menjadi berbagai alat. Plastik ini sendiri tersedia dalam berbagai ketebalan yang bisa dimodifikasi menyesuaikan kebutuhan. PE bisa dibentuk menjadi bersifat padat untuk mengurangi kehilangan air, bening supaya bisa dijadikan alat fumigaasi, hingga dicampur dengan pewarna.

Sejarah ditemukannya plastik bermula sejak 1948 silam. Saat itu, Profesor EM Emmert pertama kali membangun rumah tanaman dari plastik. Alih-alih berbahan PE seperti yang saat ini banyak digunakan, plastik tersebut masih menggunakan bahan baku asetat selulosa. Profesor tersebut kemudian menggantinya dengan lapisan polietilen.

Penggunaan PE kemudian menyebar luas pada 1950. Mulsa dari plastik banyak digunakan di lahan pertanian. Pada 1999, hampir 30 juta hektare lahan pertanian sudah menggunakan mulsa plastik sebagai penutupnya.

Penggunaan mulsa plastik ini umumnya dilakukan oleh negara dan daerah miskin. Salah satunya di Almeria, Spanyol Selatan. Daerah ini dulunya merupakan gurun yang kemudian diolah menjadi lahan pertanian.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan plastik dalam sektor pertanian terus meningkat. Asia Timur yang meliputi Cina, Jepang, dan Korea menjadi pengguna plastikultura terbesar diikuti oleh Mediterania. Penggunaan plastik juga meningkat di berbagai wilayah Afrika dan Timur Tengah.

Plastik terus mengalami perbaruan dan pengembangan. Salah satunya adalah dengan penambahan bahan yang bisa digunakan untuk menghalagi sinar UV pada plastik. Selain itu, ada pula plastik yang mampu menahan inframerah, fluoresensi, dan lapisan ultratermik untuk fumigasi tanah.

Sayangnya, plastik merupakan komponen yang sangat tidak ramah lingkungan. Plastik ini tidak bisa didaur ulang. Walaupun sudah banyak plastik dengan teknologi biodegradable, penggunaannya masih belum luas untuk industri pertanian.

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengurangi limbah pastik dari industri pertanian adalah dengan mendaur ulang plastik tersebut. Plastik sisa diolah kembali untuk memproduksi resin plastik yang bisa diolah menjadi jenis plastik baru.