Pohon Matoa Asli Papua, Kayu dan Buahnya Berharga

Pertanianku — Matoa merupakan salah satu pohon yang menjadi ciri khas tanah Papua yang sudah mulai dikenal oleh banyak orang. Meskipun pohon matoa identik dengan Papua, pohon ini sudah banyak dibudidayakan di Pulau Jawa. Buahnya kini sudah dijual bebas dengan harga yang terbilang mahal. Buah matoa bercita rasa cukup unik, kadang seperti durian, jengkol, rambutan, dan lengkeng.

pohon matoa
foto: pertanianku

Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras. Kayunya sering dimanfaatkan menjadi bahan mebel atau kusen-kusen rumah. Tinggi pohon ini dapat mencapai 20—40 m dengan panjang bebas cabang 15—20, diameter batangnya mencapai 1 m dan banirnya sampai 2 m.

Bentuk batang pohon matoa silindris, tegak, berwarna putih kotor, permukaannya kasar, percabangan simpodial, dan pohon ini bercabang dalam jumlah banyak sehingga membentuk pohon yang rindang.

Buah matoa berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang 1,5—5 cm dan diameter 1—3 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau kekuningan, sedangkan buah yang sudah masak berwarna kecokelatan. Buah yang bercita rasa unik ini memiliki satu biji bulat dibungkus oleh daging buah berwarna transparan. Buah matoa merupakan buah musiman yang biasanya tumbuh pada September—Oktober.

Pohon matoa dapat diperbanyak secara generatif melalui biji, atau secara vegetatif melalui cangkok, setek, dan sambung. Perbanyakan yang dilakukan dengan biji, sebaiknya disemai terlebih dahulu di dalam polibag. Jika bibit yang tumbuh sudah cukup kuat, baru dipindahkan ke lapangan atau kebun.

Pohon ini lebih sering diperbanyak melalui biji. Sementara, perbanyakan yang dilakukan melalui cangkok dilakukan hanya pada tanaman yang tumbuh dengan baik dan sehat. Waktu yang baik untuk melakukan pencangkokan adalah pada saat musim hujan.

Pohon ini mudah untuk dibudidayakan dan sering ditanam sebagai pohon hias di pekarangan rumah atau pohon peneduh yang berada di sepanjang tepi jalan. Pohon ini juga sering ditanam di areal perkebunan untuk dipanen kayu dan buahnya. Penanaman pohon matoa juga dapat dilakukan di lahan-lahan bekas tambang untuk mengembalikan produktivitas lahan dan menghijaukan lahan kritis.

Jika Anda menanam pohon ini untuk diambil buahnya, jarak tanam yang digunakan harus lebar sehingga pohon tidak cepat tumbuh ke atas. Sementara, jika Anda ingin memanfaatkan kayunya, gunakan jarak tanam yang lebih rapat agar pertumbuhan pohon ke atas.