Pertanianku — Pohon saninten sering dijumpai di hutan-hutan tropis, seperti Jawa dan Sumatera. Pada dasarnya pohon ini dapat tumbuh dengan alami. Namun, saat ini, saninten lebih banyak tumbuh di hutan lindung dan taman nasional.

Saninten dibudidayakan untuk dikembangkan sebagai hutan tanaman atau agroforestri di luar daerah alaminya seperti konversi plasma nutfah ex situ. Saninten banyak tumbuh di Taman Nasional Gede Pangrango di Cianjur, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Sukabumi, dan Lereng Gunung Ciremai di Kuningan.
Selain kayu, bagian pohon saninten lainnya yang bermanfaat adalah kulit buah dan buah saninten. Buah saninten dilindungi oleh rambut buah saninten yang tajam seperti jarum suntik. Buah saninten yang dipanen harus dikeluarkan bijinya terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak terkena duri buah. Kulit buah saninten berfungsi sebagai bahan pewarna alami.
Biji buah saninten yang telah disisihkan harus disortir terlebih dahulu sesuai ukuran karena biji yang berukuran kecil biasanya tidak berisi. Biji-biji yang besar dapat dikemas ke dalam plastik untuk dipasarkan. Di negeri gingseng, biji saninten dikemas ke dalam plastik, lalu divakum untuk mengeluarkan udara dan disimpan di lemari pendingin. Biji saninten merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan untuk dikirim ke Korea dan Cina.
Pohon ini termasuk pohon besar yang dapat tumbuh hingga 32 meter dengan diameter mencapai 120 cm, dan tidak berbanir. Kayu saninten memiliki sifat yang keras dan tingkat keawetan yang tinggi sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan, papan, jembatan, bak kayu, rangka pintu dan jendela, serta untuk rangka atap. Meskipun kayu saninten sangat berguna untuk bahan bangunan, kayu ini masih kurang dikenal oleh masyarakat.
Tekstur kayu saninten tergolong agak kasar hingga kasar tidak merata, sedangkan permukaan kayunya licin jika diraba. Kelas awet kayu saninten termasuk kelas III dan kelas kuat II.
Pohon saninten muda termasuk pohon yang tidak toleran terhadap sinar matahari. Dengan kata lain, pohon saninten muda harus ditanam di bawah pohon naungan untuk menghindari cahaya matahari. Pohon ini merupakan pohon pegunungan yang mampu tumbuh dengan baik di ketinggian 200 mdpl. Sementara, teknik penanaman pohon ini sama seperti pohon jabon atau sengon.
Benih saninten bisa di dapatkan dari biji buah saninten berukuran cukup besar, kira-kira berdiameter 1,5—2 cm dan dapat langsung ditanam di media tanam penyemaian bibit. Bibit saninten tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, saat bibit sudah masak harus segera ditanam.