Pertanianku – Kebutuhan akan daging sapi di Indonesia terbilang cukup tinggi. Terlebih pada beberapa momen keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, pemerintah masih mengandalkan impor sapi dari beberapa negara.
Ketua Umum Komunitas Sapi Indonesia (KSI), Budiyono, mengatakan bahwa sejauh ini, pemerintah belum fokus meningkatkan populasi sapi lokal di tanah air. Pasalnya, sejumlah program strategis yang dicanangkan pemerintah sampai saat ini belum berjalan secara optimal.
“Pemerintah pernah mencanangkan program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sampai saat ini belum terealisasi, kemudian ada program lain lagi, integrasi sapi dan sawit sampai saat ini juga belum berjalan,” jelas Budiyono.
Lebih lanjut, ia mengatakan tidak berjalannya sejumlah program tersebut karena pemerintah tidak fokus dalam upaya meningkatkan populasi dan produksi sapi lokal.
“Pemerintah tidak fokus dalam meningkatkan populasi sapi lokal, program hanya sebatas program tetapi belum ada realisasinya di lapangan,” ungkapnya.
Pemerintah menilai dengan mengembangkan program tersebut dapat meningkatkan produksi sapi lokal. Karena dengan adanya program SPR, pemerintah akan menjadi lebih fokus, ditambah lagi lokasi peternakan yang berada di satu tempat lebih memudahkan pemantauan.
“Di sana tidak hanya menjadi sentra peternakan, tetapi juga menjadi sentra masyarakat peternak. Tetapi sampai saat ini program tersebut tidak kunjung terealisasi,” tutur Budiyono.
Program Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang diprogramkan pemerintah saat ini, menurutnya cukup baik. Namun, akan lebih baik lagi kalau diintegrasikan dengan program SPR sehingga programnya menjadi lebih fokus.