Pertanianku — Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bisa dihasilkan oleh Indonesia, mengingat garis pantai di Nusantara terbilang cukup panjang. Pada 2018, Indonesia memiliki luas areal kebun sebesar 3.500.726 hekatare dan menghasilkan kelapa sebanyak 2.992.190 ton. Ini artinya, potensi kelapa sebagai salah satu sumber pendapatan masih terbuka sangat lebar.

Namun, Indonesia masih membutuhkan perhatian khusus untuk mengolah sumber daya yang dimilikinya agar produk yang dihasilkan bisa bersaing di persaingan global.
Jika dilihat dari data yang ada, Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang industri ekspor kelapa. Komoditas perkebunan ini bisa diolah menjadi berbagai jenis produk yang bernilai ekonomis. Produk turunan dari kelapa memiliiki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa negara. Salah satu produk turunan yang paling sering diperjualbelikan adalah kopra.
Kopra merupakan daging buah kelapa yang sudah dikeringkan dan bisa digunakan untuk diproses menjadi minyak kelapa. Proses pembuatan minyak akan menghasilkan hasil sampingan atau limbah berupa bungkil kopra yang bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Namun, sayangnya, produksi komoditas kelapa di Indonesia cenderung mengalami penurunan sebesar 6 ton/hektare. Artinya, kebun-kebun kelapa rakyat yang sudah ada harus segera dilakukan peremajaan agar produksi bisa meningkat kembali. Salah satu penyebab menurunnya produksi adalah banyak tanaman yang sudah tua sehingga tidak bisa menghasilkan kelapa sebanyak seperti dulu.
Selain peremajaan, petani yang menanam pohon kelapa di kebun rakyat juga harus menerapkan sistem jarak tanam yang sesuai dan lebih teratur. Dengan begitu, petani tidak perlu mencari kelapa dari tempat yang berbeda-beda.
Potensi kelapa yang ada belum dikembangkan lebih luas lagi, masih banyak masyarakat yang mengekspor kelapa dalam bentuk bulat. Padahal, nilai ekonomi kelapa bulat terbilang cukup rendah. Rendahnya petani yang mengolah kelapa menjadi kopra juga disebabkan oleh kebutuhan kelapa konsumsi lebih banyak dibandingkan kebutuhan industri.
Padahal, permintaan kopra di luar negeri sebagai bahan baku pembuatan minyak masih sangat tinggi. Hal ini tentu saja bisa menjadi peluang yang menjanjikan untuk diisi oleh Indonesia.