Pertanianku — Presiden Jokowi mengaku bangga terhadap produksi padi di masa panen raya awal 2021 dan harga gabah yang sudah kembali naik karena adanya gerakan serap gabah petani. Saat ini harga gabah petani minimal sudah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp4.200/kg. Tak hanya itu, Presiden juga turut bangga terhadap produktivitas rata-rata padi yang mencapai 7—8 ton/hektare.

“Saya sangat senang sekali terutama harga gabah sudah bagus karena waktu itu saya dengar harganya jatuh, sedih juga kita karena alasannya mau impor. Yang mau impor siapa? Tapi memang ada rencana dari salah satu kementerian untuk antisipasi karena pandemi Covid-19 dan berbagai bencana, tapi situasi panen padi dalam negeri aman sehingga tidak perlu impor,” papar Jokowi seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Berdasarkan informasi dari petani, saat ini harga gabah sudah cukup bagus, yakni minimal Rp4.200 per kilogram. Sebelumnya, harga gabah sempat jatuh pada kisaran harga Rp3.400 sampai Rp3.500 per kilogram.
“Ini hasilnya bagus, produktivitas rata-ratanya tinggi. Kemudian informasi dari petani soal panen kalau bersamaan, mengatur panennya susah sehingga butuh combine harvester (mesin panen). Pak Mentan kirim 2 unit combine, pompa air, dan traktor ke sini, minggu ini saya cek,” tutur Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa saat ini hingga tahun depan, Indonesia tidak perlu impor beras karena stok beras di Bulog masih cukup.
“Sekarang beras jadi rebutan seluruh dunia, untung kita Indonesia tidak impor tahun ini bahkan tahun depan, stok beras di Bulog cukup. Untuk itu, irigasi terus kita bangun dan perbaiki sekaligus bisa mengatur air masuk dan stopnya kapan sehingga ketika panen airnya tidak melimpah,” imbuh Jokowi.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Kementan telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra, yakni Bulog, PT Pertani, dan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) untuk menyerap seluruh gabah petani dengan harga sesuai HPP. Bahkan, Syahrul akan menindak keras pihak yang tidak mau menyerap gabah dari petani karena alasan kadar air.
Syahrul juga berkomitmen untuk menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi dan menindak tegas oknum yang mempermainkan pupuk bersubsidi.
“Bupati dan Pak Kadis kalau ada yang bermain-main dengan pupuk langsung lakukan tindakan. Tidak boleh menjual pupuk itu di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) dan Alhamdulillah di dusun ini pupuk tidak pernah bersoal begitu tadi disampaikan tapi kadang-kadang agak terlambat. Tapi ini terus kita perbaiki,” tegas Syahrul saat menghadiri panen raya di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu.