Pertanianku – Presiden Joko Widodo (Jokowi), targetkan swasembada daging sapi paling tidak pada 9–10 tahun mendatang. Lamanya target tersebut lantaran perlu banyak pembenahan dari hulu ke hilir, dari pembibitan sapi sampai rantai pasok.
Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat meninjau proses pembibitan sapi lewat inseminasi buatan, di peternakan milik PT Karya Anugerah Rumpin (KAR), Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Ini yang kita lihat di sini adalah proses di hulu pembibitan sapi potong, dalam sebuah program jangka panjang yang kita harapkan nantinya kita betul-betul dapat swasembada daging sapi sendiri. Dari hitung-hitungan yang kita lakukan, itu akan selesai 9–10 tahun,” ungkap Jokowi. Seperti dilansir dari DetikFinance (22/6).
Presiden Jokowi mengatakan, minimnya pembibitan yang dilakukan di dalam negeri, jadi alasan pertambahan populasi sapi masih saja jalan di tempat. Maka, salah satu fokusnya dalam swasembada daging sapi, yakni memperbanyak program pembibitan sapi baik oleh swasta maupun BUMN, serta kerja sama antara peneliti dengan keduanya.
“Kita ini mempunyai 7 lokasi yang sudah ada, dan ini menurut saya sangat bagus karena melibatkan ada swasta, peneliti LIPI, Dikti (Kemenristek Dikti). Di tempat yang lain kayak di Mengatas, Sumatera Barat, itu dikerjakan total oleh Kementan. Itu juga bagus,” jelas Jokowi.
“Ada juga nanti yang akan kita mulai dengan pola yang lain. Berdikari akan melakukan hal sama seperti ini, tapi akan join dengan Spanyol atau Brasil. Sehingga ada pola berbeda. Tapi semangat sama 9 sampai 10 tahun bisa swasembada,” tegas Jokowi.
Namun, menuju swasembada daging bukan proses singkat. Menurut Jokowi, butuh berbagai upaya untuk mendorong produksi sapi. Salah satunya dengan inseminasi buatan.
“Ini kan memang perlu proses panjang, bukan proses instan. Karena kita harus menyeleksi untuk mendapatkan sapi-sapi yang mempunyai performa yang bisa dipakai untuk menghasilkan sperma, yang nantinya itu dibagikan kepada industri dan petani,” kata Jokowi. “Satu tahun kita membutuhkan kurang lebih 2–3 juta semen beku yang terus menerus sampai 6 tahun. Itu baru capai hulunya saja untuk selesai swasembada,” imbuh Jokowi.
Presiden mengatakan masa pembenahan di sektor hulu tersebut masih harus ditambah dengan pembenahan sektor hilir, hal ini dilakukan setelah populasi sapi bisa dilipatgandakan lewat banyak program di hulu industri sapi potong.
“Masih harus ditambah lagi dengan 3 sampai 4 tahun dihilirkan dulu. Jadi dengan konsisten dan terus menerus dari semua potensi yang ada, sangat memungkinkan kita bisa. Tapi harus konsisten dan terus menerus, butuh waktu 9–10 tahun,” papar Jokowi.
Selama menunggu upaya pemerintah mengejar target tersebut, lanjutnya, kebutuhan daging sapi, tidak ada alternatif lain selain harus dipenuhi dari impor.
“Sementara kalau belum swasembada, mau tidak mau konsumsi sementara yah sebagian impor. Kalau nggak impor, justru induk-induk sapi betina dipotong, karena harga tinggi akan disembelih, ini bahaya juga,” tutup Jokowi.