Pria Ini Sukses Berkat Menjual Bibit Buah Tin

Pertanianku – Seorang pria bernama Sulistyo Wahono, tak menyangka perjumpaannya dengan sebuah kedai yang berada di sekitar kebun kurma di Mekah, Arab Saudi, telah mengubah hidupnya. Pria berusia 48 tahun ini tak menyangka bahwa peristiwa tersebut membawa berkah tersendiri baginya dan keluarga.

Kala itu, Sulis menyambangi kedai tadi bersama sang istri, Ardy Anik Setiawati, saat menunaikan ibadah haji di Mekah pada 2007 lalu. Di kala senggang sebelum pulang ke Tanah Air, ketua rombongan mengajak Sulis dan rombongan mampir ke kebun kurma di dekat pemondokan. Rupanya jemaah haji dari berbagai negara berada di kebun itu.

Tidak ingin berdesakan, Sulis dan istrinya berjalan-jalan di sekitar kebun kurma. Sebuah kedai menjual berbagai jenis jajanan khas Arab ditemui seperti manisan atau permen.

“Semacam toko oleh-oleh,” kata Sulis, ditemui wartawan di rumahnya Jalan Simorejo Sari B XIII/11A, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur.

Satu jenis manisan jadi perhatian Sulis. Si pemilik kedai menjelaskan manisan berwarna cokelat itu olahan dari buah tin. Sulis, langsung ingat surat ke-95 dalam Alquran, Surat At-Tien.

“Ternyata, buah yang disebut dalam Alquran itu memang ada. Awalnya, saya mengira buah tin hanya ada di surga.” Ucapnya.

Hingga sampai di Indonesia, buah tin tak lekas hilang dari pikiran Sulis. Dia mencari tahu di mana bisa mendapatkan bibit tanaman itu untuk dibudidayakan di rumah. Dia baru mendapatkan bibit tin setahun kemudian, dari tetangganya yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Jeddah, Arab Saudi.

Sulis ingat betul, waktu itu dia masih mengontrak di Surabaya. Paket 200 bibit tin yang dia peroleh dari sang tetangga, ditanamnya di lahan yang kini jadi tempat tinggalnya di Sukomanunggal.

“Enam bulan sudah berbuah,” ujarnya.

Untuk merawat tanaman tin, Sulis mengaku banyak mencari tahu di internet. Ternyata, tidak sesulit yang dibayangkan. Pupuk yang dia pakai ialah pupuk kandang.

Dia pun membudidayakan tanaman bernama lain Ara itu dengan cara cangkok. “Niat saya waktu itu cuma ingin agar banyak orang tahu kalau buah tin seperti disebut di Alquran memang ada,” ungkapnya.

Sulis juga mempelajari manfaat tanaman dan buah tin untuk kesehatan. Ternyata, khasiatnya luar biasa. Mulanya hanya satu dua teman yang mencoba untuk kesembuhan penyakit seperti diabetes, bahkan kanker. Karena khasiatnya, lama-lama banyak orang yang ingin menanam sendiri tanaman bernama ilmiah ficus carica itu.

Sejak itu, Sulis mengaku menjadikan budidaya tanama tin-nya sebagai bisnis. Ia menjual bibit tin sejak 2009. Kini, bukan hanya teman dan tetangga yang membeli tanaman herbalnya itu. Pasar bibit tin cangkokan Sulis merambah hingga ke luar negeri.

Dia menyebut beberapa pasar ekspor bibit tin-nya, yakni Timor Leste, Malaysia, Brunei, dan Hong Kong. Di pasaran, Sulis melepas antara Rp100.000—Rp10 juta per bibit tin.

Tergantung jenis, asal, dan tingkat kemujaraban tin-nya. Ia juga menjual daun kering tin kemasan toples 40 kg.