Pertanianku – Seorang pria asal Semarang, Jawa Tengah yakni Eko Bagus, sukses mengembangkan usaha peternakan kelinci hias. Berawal dari sepasang kelinci english anggora, kini beragam jenis kelinci dari berbagai negara bisa dikembangbiakkan, dan mampu melayani pasar hingga seluruh nusantara.
Kelinci-kelinci ini tampak lucu dengan bulu-bulu beragam warna yang sangat halus seperti kelinci jenis netherland yang memiliki bulu hitam kombinasi putih dan kuning emas.
Jenis lain yang dikembangkan Eko di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang di antaranya holland lop, rex, minirex, dan american fuzzy lop. Eko mulai fokus pada budidaya kelinci sejak 2008 lalu, setelah menjadi korban PHK saat bekerja sebagai teknisi galangan kapal di Pulau Batam.
Berawal dari sepasang kelinci english anggora dan pengetahuan beternak secara otodidak, dia tak pernah patah arang. Ketekunannya pun membuahkan hasil karena jenis kelinci hias yang dibudidayakan kian bertambah. Bahkan, jumlahnya telah mencapai ratusan ekor.
Eko mengaku tidak menemukan kesulitan memasarkan kelinci hias karena tak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga memanfaatkan media sosial. Kelinci-kelinci hias yang dijual dengan harga mulai Rp200.000—Rp2 juta per ekor itu telah merambah hampir ke seluruh pulau di tanah air.
“Metode jitu yakni layanan perawatan jika kelinci yang dijual sakit atau bulunya menjadi gimbal. Perawatan kelinci hias tak perlu dimandikan, tetapi hanya disisir bulu-bulunya agar tetap halus,” tutur Eko.
Perawatan kelinci hias cukup mudah, yakni diberi pakan dua kali sehari dengan rumput atau pelet. Selain itu, kebersihan kandang juga harus diperhatikan agar tak mudah terserang penyakit. Jenis penyakit yang biasa melanda adalah scabies atau kudis, dan penanganannya berupa injeksi wormectin.