Pertanianku – Potensi usaha ayam hias memang tidak bisa diragukan. Terlihat banyaknya masyarakat yang tertarik beternak ayam hias. Seorang pria bernama Rozan Dany Fauzy membuktikannya dan berhasil mengembangkan ayam hias.
Salah satu ayam hias eksotik dan memiliki nilai jual yang tinggi adalah ayam brahma. Peluang itu pun dimanfaatkan Rozan, breeder merpati dan ayam hias asal Bandung, Jawa Barat. Di bawah payung usaha Naff Pigeon Loft, Rozan pun memiliki alasan tersendiri memilih ayam brahma sebagai bisnis sampingnya.
Rozan, sudah dalam satu tahun ini menekuni bisnis ayam brahma. Satu alasan yang membuat Rozan kepincut beternak ayam brahma ialah karena ayam ini memiliki keunikan yang berbeda dibanding jenis lainnya. Ayam ini tergolong ayam multifungsi, yakni bisa jadi ayam pedaging, petelur, sekaligus ayam hias, tubuhnya pun bisa mencapai bobot 5 kg, serta memiliki penampilan ragawi yang menawan.
“Ayam ini unik. Keindahan yang terpancar dari bulu lebat yang memenuhi tubuhnya hingga ujung kaki sangat menawan, meski harus mendatangkannya secara impor dengan harga yang sangat tinggi,” kata Rozan.
Rozan menjual harga ayam brahma yang bisa mencapai angka Rp25 juta sangat sebanding dengan kepuasan yang ia dapatkan, di sela kesibukannya merawat merpati hias.
Belasan ekor ayam brahma dari berbagai jenis, ukuran, dan warna, ia rawat bersama kakak iparnya, Gangan. Pemberian pakan, membersihkan kandang menjadi rutinitas yang tidak pernah dilewatkannya untuk menjaga brahma dari serangan penyakit.
“Di sela kesibukan saya merawat merpati hias, saya sempatkan melihat secara detail perkembangan ayam Brahma,” tuturnya.
Untuk pakan ayam brahma, setiap hari Rozan bersama sang kakak ipar memberikan pakan berupa voer. Biasanya ia memberikan pakan tersebut setiap pagi dalam satu wadah yang besar dengan cara diumbar ke luar kandang yang memiliki ukuran 5 × 4 m².
Selain itu, Rozan juga kerap memberikan multivitamin yang dicampurkan pada minuman ayam-ayamnya. Hal ini dilakukannya untuk menghindari serangan virus yang biasa menyerang ayam. Seperti diketahui virus pada ayam terbilang lebih banyak dibanding burung. Oleh karena itu, ayam memiliki harga yang sangat tinggi karena membutuhkan perawatan ekstra.
“Perawatan ayam bisa dibilang sedikit agak sulit, karena virus yang bisa menyerang ayam itu banyak, seperti gumboro sama ND (New Castle Disease). Bahkan tidak hanya itu, masih banyak lagi virus-virus yang dapat menyerang ayam,” tambahnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemberian multivitamin dan vaksinasi harus selalu diberikan secara berkala. Selain itu, ketika nusim panas, ayam juga harus selalu diumbar setiap hari agar tidak cacat.
“Ayam itu jenis hewan peliharaan yang harus diumbar ke luar kandang agar tidak mudah sakit atau cacat. Itu harus dilakukan setiap hari dalam satu hari, kira-kira jam 8 pagi sampai menjelang magrib,” beber Rozan.
Dari semua perawatan yang detail dilakukannya, ternyata ada satu hambatan yang membuat Rozan sedikit kesulitan mengembangkan bisnis ayam brahmanya ini. Walaupun dapat dijadikan ayam hias disamping ayam pedaging yang dapat menjadi kebutuhan sehari-hari, ternyata masyarakat Indonesia belum begitu mengenal sosok ayam yang satu ini.
Ke depannya, Rozan pun berharap masyarakat dapat lebih mengenal ayam brahma untuk dijadikan ayam hias. Karena semakin banyak peminat, akan semakin besar juga potensi untuk membentuk sebuah komunitas ayam brahma yang tentunya memudahkannya dalam mendistribusikan brahma.