Pertanianku — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan jika kondisi pasar ekspor untuk produk hortikultura Indonesia semakin terbuka lebar. Terlebih lagi kebutuhan yang semakin meningkat membuat permintaan semakin tinggi. Salah satu komoditas yang memiliki peluang lebih adalah nanas.

Hal tersebut disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo berdasarkan kenyataan yang tengah dihadapi oleh dunia. Cina yang sebelumnya menjadi penyuplai pasar Eropa sedang mengalami gangguan akibat dampak wabah Covid-19. Hal tersebut seharusnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan tersebut. Pasalnya, Indonesia adalah negara tropis yang menjadi salah satu negara penghasil nanas di dunia.
“Nanas sebagai komoditas tropis tidak ada di negara subtropis dan ternyata nanas sangat dibutuhkan oleh masyarakat Eropa. Tinggal saat ini kita perlu membuka akses untuk ekspor menggantikan Cina yang selama ini menjadi pemasok utama. Kita sedang jajaki,” tutur Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari laman pertanian.go.id
Fakta menarik lainnya yang diberikan oleh Mentan bahwa selama ini Cina menggunakan produk nanas Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa. Selama ini, Indonesia mengekspor nanas untuk masuk ke pasar Eropa melalui Cina. Seharusnya, saat ini bisa dimanfaatkan menjadi peluang untuk memasarkan produk secara langsung ke pasar Eropa.
“Saya kira bukan itu yang penting bahwa mereka lagi stuck sehingga kita harus masuk dan kami lagi berusaha melakukan intelegent market untuk itu,” ujar Syahrul.
Nanas yang dihasilkan Indonesia memiliki bobot yang besar dan seharusnya bisa menjadi kabar baik bagi para pelaku dalam industri pertanian. Mentan mengajak seluruh instansi, mulai dari kepala daerah dari desa hingga gubernur untuk mulai fokus pada pengembangan sektor pertanian Indonesia yang sebenarnya bisa dikembangkan lebih optimal.
Sektor pertanian dianggap sangat berpotensial dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga kesejahteraan rakyat Indonesia semakin meningkat.