Produk Olahan Sorgum Rendah Tanin

Pertanianku Sorgum termasuk jenis tanaman serealia yang berpotensial karena seluruh bagian tanamannya bernilai ekonomi. Potensi sorgum di Indonesia terbilang cukup besar. Tanaman ini berguna untuk mensubstitusi terigu dan mendukung program diversifikasi pangan nasional.

sorgum
foto: pixabay

Peneliti pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Prima Luna, Ph.D., mengatakan bahwa potensi sorgum di Indonesia sangat besar. Hal ini karena tanaman tumbuh baik di lahan marjinal.

Produktivitas sorgum di Indonesia dapat mencapai 4—6 ton/hektare. Bahkan, ada beberapa varietas sorgum yang menghasilkan panen sebanyak 10 ton/hektare. Sayangnya, varietas unggulan tersebut masih belum banyak dikembangkan oleh masyarakat Indonesia.

“Ini potensi ketika kita ingin menggaungkan tepung lokal untuk substitusi terigu. Sorgum menjadi salah satu komoditas yang bisa menggantikan atau substitusi terigu selain ubi kayu,” tutur Luna seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Semua bagian tanaman pangan ini bisa dimanfaatkan, mulai dari daun, tangkai, biji, batang, hingga akarnya. Di dalam tanaman pangan ini terkandung zat besi, vitamin B1, vitamin B3, kalsium, dan lain-lain.

“Bagi mereka yang mau diet, makan sorgum ini luar biasa karena rendah gula dan baik untuk pencernaan. Komposisi nutrisinya sangat baik,” lanjut Luna.

Luna menjelaskan, tepung yang dihasilkan dari sorgum tidak kalah bagus dengan tepung lokal yang sudah lebih dahulu terkenal. Pasalnya, di dalam tanaman ini juga terkandung karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. Namun, sayangnya di dalam sorgum terdapat tanin, senyawa tersebut masih menjadi perhatian bagi para peneliti.

“Kadar tanin bisa sedikit bermasalah, terutama pada pencernaan karena membekukan protein di mukosa lambung kita. Walaupun sebenarnya tanin di tanaman tersebut untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit,” papar Luna.

Balitbangtan melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) telah mengembangkan teknologi yang mampu menghasilkan tepung sorgum rendah tanin. Kini, teknologi tersebut sudah digunakan untuk membuat bubur instan, gula cair, dan produk olahan lainnya.

“Bubur sorgum instan misalnya, bisa dikonsumsi sebagai sereal pengganti menu sarapan di pagi hari,” terang Luna.

Tak sekadar menciptakan teknologi pengolahan, Balitbangtan juga sudah menyiapkan teknik untuk mengolah limbah sorgum dan mengubahnya menjadi bioplastik dan biofoam.