Produk Rekayasa Genetika Pertanian itu Aman

Pertanianku Produk rekayasa genetika (PRG) merupakan salah satu hasil rilisan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Untuk menyosialisasikan produknya, Balitbangtan menggelar “Sosialisasi Pemanfaatan Bioteknologi untuk Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang berlokasi di Kantor BB Biogen Bogor pada Kamis, 5 Desember 2019.

produk rekayasa genetika
foto: pixabay

Melalui kegiatan tersebut, Balitbangtan hendak menyampaikan kepada masyarakat bahan produk rekayasa genetik itu aman untuk digunakan manusia, ternak, dan lingkungan. Hal yang diharapkan dari kegiatan ini adalah mampu mengedukasi masyarakat sehingga memiliki persamaan dalam memahami regulasi kebijakan PRG seperti new breeding technique.

Fadjry Djufry selaku Kepala Balitbangtan menuturkan bahwa kini PRG masih menjadi perdebatan karena mengandung banyak pro dan kontra. Balitbangtan yang merupakan lembaga riset memiliki rasa tanggung jawab untuk mengedukasi masyrakat tentang keamanan dari PRG itu sendiri.

“Dalam merilis PRG, terdapat tiga lembaga dan kementerian yang harus menyetujui, yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang melihat keamanan pangannya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang melihat keamanan lingkungannya, dan Kementerian Pertanian yang melihat keamanan pakannya, sehingga prinsip kehati-hatian tetap menjadi prioritas dalam merilisnya,” ujar Fadjry seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian.

Fadjry juga menuturkan bahan PRG sudah berkembang dan terus mengalami kenaikan di negara-negara besar seperti Argentina, Brazil, dan Amerika. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu meragukan keamanan produk ini.

Bambang Prasetya selaku Ketua Komisi Hayati Produk Rekayasa Genetika (KKH PRG) menuturkan bahwa PRG sudah berkembang di berbagai belahan negara selama hampir 25 tahun. Hal itu membuktikan bahwa produk tersebut aman dan tidak pernah ada permasalahan yang ditimbulkan dari penggunaan PRG.

“Kita sudah mendengar manfaat begitu banyak terhadap produktivitas, lingkungan, fortifikasi dan seterusnya. Tapi, kenapa kita masih ketinggalan sementara jumlah penduduknya banyak dan harus disuplai makanan yang cukup sampai ke depan,” ujar Bambang.

“Menurut saya salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknologi, Teknologi ini kan ada tingkatannya. Level yang paling ringan itu adalah gemone editing, itu gennya tidak dari luar tapi gen dari dalam yang tidak berperan dimainkan dan menghasilkan varietas yang bagus. Itulah teknologi. Kita ketinggalan kalau tidak mengikuti teknologi,” sambung Bambang.