Produk Turunan Jagung Cilegon Masih Mampu Diekspor di Tengah Wabah Corona

Pertanianku — Saat ini ekonomi Indonesia sedang lesu akibat masuknya wabah corona yang mengharuskan masyarakat mengarantina diri sendiri. Namun, saat ini komoditas ekspor pada sektor pertanian masih menunjukkan tren positif sehingga masih mampu mengekspor beberapa komoditas seperti produk turunan jagung (Corn Gluten Meal/CGM) ke Vietnam sebanyak 126 ton.

produk turunan jagung
foto: pexels

Ekspor yang dilakukan tentunya harus sudah memenuhi prosedur persyaratan Vietnam dan dilengkapi dengan sertifikat kesehatan tumbuhan.

“Secara teknis ekspornya telah memenuhi persyaratan negara Vietnam. Kami juga berikan kemudahan pelayanan sertifikasi,” ujar Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Sertifikasi tersebut adalah Sertifikasi Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) yang diberikan untuk produk ekspor senilai Rp1 miliar. Untuk mendapatkan sertifikat PC, komoditas harus melewati proses pemeriksaan dan karantina tumbuhan.

Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah ntuk mempercepat proses muat barang di pelabuhan atau stuffing serta untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan sehingga dapat meningkatkan daya saing bagi komoditas yang akan diekspor.

CGM merupakan limbah dari proses penggilingan jagung secara basah dalam industri tepung jagung dan sirup. Pasar untuk komoditas ekspor ini tak hanya di Vietnam, tetapi juga bisa diekspor ke Thailand dan India. CGM biasanya berbentuk serbuk atau bubuk dengan warna kuning segar hingga cokelat kemerahan.

CGM umumnya dimanfaatkan untuk pakan ternak karena memiliki kandungan energi, protein, asam amino, xantophyll, serta vitamin dan mineral. Pada 2019 tercatat CGM yang diimpor sudah sebanyak 5,5 ribu ton setara dengan Rp22,9 miliar. Namun, akibat berjangkitnya wabah corona membuat volume ekspor menjadi sedikit menurun pada tahun ini.