Produksi Beras Vietnam Masih Mendominasi Dunia, Indonesia Bagaimana?

Pertanianku – Sejak beberapa dekade terakhir, Vietnam terkenal sebagai pengekspor beras peringkat kedua terbesar di dunia. Bahkan, Vietnam menjadi produsen beras terbesar di Asia Tenggara. Hal ini membuat beras Vietnam menguasai pasar dunia.

Padahal jauh sebelumnya, Vietnam sempat belajar dari Indonesia bahkan pernah meminjam beras pada pemerintahan di era Orde Baru. Namun, ironisnya sekarang kita justru menjadi salah satu pengimpor beras terbesar dari Vietnam. Mungkin tidak salah jika kita sekarang harus belajar mengelola produksi dan distribusi beras pada Vietnam.

Perubahan besar Vietnam dalam produksi beras diperoleh melalui penerapan sistem tata kelola stok dan kebijakan perberasan yang sangat memperhatikan kelangsungan usaha tani padi/beras. Manajemen stok dibangun untuk pemenuhan konsumsi dalam negeri dan pasar ekspor.

Menurut peneliti di Lembaga Teknik Pertanian dan Teknologi Pasca Panen (Institute of Agricultural Engineering & Post Harvest Technology), Kementerian Pertanian dan Pengembangan Perdesaan Vietnam, untuk mewujudkan produksi dan tata kelola (management) stok beras di Vietnam, paling tidak ada lima aktor yang berperan. Mereka adalah petani, pelaku usaha, pemerintah, universitas, dan peneliti.

Petani dan masyarakat perdesaan di Vietnam berjumlah hampir 60 juta jiwa atau dua per tiga dari jumlah penduduk Indonesia. Lahan pertanaman padi mencapai 4,5 juta hektare dengan produktivitas rata-rata 5,2 ton per hektare. Agar petani tetap menanam padi, pemerintah Vietnam memberikan tiga insentif.

  1. insentif produksi: berupa bantuan benih, sarana produksi (saprodi), penyuluhan/pendampingan, dan bantuan alat/mesin produksi lainnya.
  2. insentif harga: dimana pemerintah menerapkan aturan bahwa petani harus memperoleh keuntungan minimal 20% dari seluruh biaya memproduksi padi sehingga siapa pun pembelinya, pedagang pengumpul, BUMN/BUMD penggilingan padi, hingga eksportir harus taat pada aturan tersebut.
  3. insentif perpajakan: pemerintah menanggung pajak terhadap lahan yang digunakan untuk budidaya padi, dan menanggung pajak pengairan (irigasi) sehingga ongkos produksi tidak lagi terbebani oleh kedua pajak tersebut.

Sudah sepantasnya negara kita juga menyusul Vietnam menjadi salah satu produsen beras dunia. Jika luas lahan pertanian Vietnam mencapai 4,5 juta hektare, tentu saja luas lahan pertanian Indonesia lebih besar. Dan, hal tersebut bukan tidak mungkin Indonesia akan mengungguli Vietnam nantinya.