Pertanianku — Pupuk Indonesia sebagai perusahaan holding dari produsen pupuk nasional berhasil melampaui target produksi di kuartal I 2019. Produksi perseroan mencapai 2.664.924 ton untuk seluruh jenis pupuk antara lain Urea, NPK, ZA, SP-36 dan produk lainnya, melampaui target yang ditetapkan sebesar 2.469.500 ton. Produksi tersebut telah mencapai 22,9 persen dari total target produksi sepanjang 2019, yaitu sebanyak 11.625.000 ton.

“Jumlah produksi di kuartal pertama tahun ini terbilang cukup positif. Artinya, pabrik yang kita miliki ini andal dan beroperasi optimal dengan rate yang cukup tinggi,” kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana, seperti dikutip Merdekacom.
Meski begitu, Pupuk Indonesia juga senantiasa tetap menjaga efisiensi melalui penggunaan gas yang efisien untuk produk pupuk Urea dan Amoniak. Hingga Maret 2019, tercatat konsumsi gas urea sebesar 28,19 MMBTU/ton dari target penggunaan gas sebesar 29,07 MMBTU/ton.
“Kami tetap upayakan efisiensi penggunaan gas bumi dengan menjaga performa pabrik-pabrik pupuk kami sepanjang kuartal I tahun 2019,” ujar Wijaya.
Ia pun mengatakan, efisiensi penggunaan gas dalam proses produksi dilakukan sehingga dapat menekan biaya produksi dan jumlah produksi dapat dioptimalkan.
“Dengan kemampuan produksi yang melampaui target ini, kami dapat memenuhi kebutuhan petani terutama di sektor subsidi, yaitu sebesar 8,8 juta ton di tahun ini. Kami juga tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan nasional setelah itu baru sektor komersil lainnya,” papar dia.
Sebagai informasi, kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup hingga kini mencapai 13.752.500 ton produk pupuk dan 8.694.500 ton produk nonpupuk.
“Kami percaya dengan sinergi yang dilakukan Pupuk Indonesia bersama Anak Usaha, diiringi semangat untuk mencapai rencana kerja yang sudah ditetapkan. Kami dapat menguatkan peranan dalam program Ketahanan Pangan Nasional,” pungkas Wijaya.