Program Coral Garden Membuat Warga Bali Kembali Bekerja

Pertanianku — Dampak Covid-19 masih dirasakan oleh masyarakat Pulau Dewata Bali karena jumlah wisatawan yang berkunjung berkurang drastis. Penurunan jumlah wisatawan langsung berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat yang selama ini menggantungkan pendapatannya dari sektor pariwisata. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha membantu perekonomian masyarakat melalui program coral garden.

coral garden
foto: Pertanianku

Program coral garden merupakan program Pemulihan Ekonomi Nasional Padat Karya Restorasi Terumbu Karang atau Indonesian Coral Reef Garden (ICRGI). Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe menjelaskan bahwa program restorasi terumbu karang tersebut disambut baik oleh masyarakat Bali, khususnya masyarakat yang tinggal di pesisir Pantai Pendawa di Desa Kutuh.

“Program ICRG di Bali ini mempunyai skema padat karya pembuatan media karang dan bantuan sarana wisata bahari sebagai pendukungnya,” ujar Tebe seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Pelaksanaan program tersebut memerlukan masyarakat untuk membuat media karang yang akan ditanam di bawah laut. Media karang yang sudah dibuat masyarakat akan dibeli oleh pemerintah sehingga media karang tersebut bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.

Program ini dilaksanakan di lima lokasi yang berada di Provinsi Bali, yaitu Nusa Dua Serangan, Sanur, Pantai Pendawa, dan Buleleng. Luas kebun karang yang akan dibangun mencapai 50 hektare.

Kebun karang yang sedang dibangun akan dijadikan sebagai salah satu daya tarik bahari untuk menarik perhatian wisatawan. Dengan begitu, masyarakat sekitar bisa mencari sumber pendapatan dari kunjungan wisatawan dengan berjualan atau menjadi pemandu wisata.

Gede Suwite, pamong Desa Kutuh yang berada di Pantai Pandawa mengatakan masyarakat berterima kasih dengan program ICRG yang dilakukan di desanya. Masyarakat sudah bisa kembali bekerja setelah sempat menganggur di rumah karena tidak bisa bekerja.

“Program padat karya ini membantu perekonomian warga Desa Kutuh. Selama ini sejak pandemi berlangsung banyak warga yang berdiam diri di rumah karena kehilangan pekerjaan, sekarang bisa bekerja lagi. Sementara, warga kalau mau beralih mata pencaharian sebagai tani atau bercocok tanam tidak bisa karena kondisi lahan di sini kering,” papar Suwite.