Pertanianku – Gaharu terbentuk pada jaringan kayu pohon penghasil dengan mekanisme dan proses biologis yang didahului oleh adanya luka alami pada batang (patah cabang). Setelah itu, luka tersebut terinfeksi oleh penyakit. Penyakit sebagai benda hayati secara biologis memerlukan energi hara untuk perkembangan dengan memanfaatkan komponen dari isisel-sel jaringan kayu (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hormon, mineral, dan lain-lain). Dalam proses pemanfaatan energi hara pada jaringan kayu, sesuai dengan intensitas dan kapasitas infeksi, secara fisiologis akan mengganggu sistem pertumbuhan pohon.
Tumbuhan sebagai benda hayati, apabila terdapat gangguan penyakit, secara biologis akan berusaha melakukan pertahanan dengan membentuk antibodi. Pada kondisi antibodi yang mampu memproteksi gangguan, secara biologis pohon tidak akan menghasilkan gaharu. Sementara itu, pada pohon-pohon yang memiliki sifat rentan terhadap penyakit, energi hara dalam sel-sel pada jaringan kayu akan dikonsumsi dan diubah oleh penyakit untuk menghasilkanresidu berupa resin gaharu.
Hasil uji labolatoris (screening) terhadap isolat yang diperoleh dari pohon penghasil yang telah terinfeksi penyakit, sesuai dengan jenis pohon dan kondisi ekologis lingkungan tumbuh, pada media agar (PDA) dijumpai variasi beberapa genus jamur penyakit yang hidup berasosiasi. Hasil pengamatan terhadap isolat dari pohon terinfeksi, sesuai dengan jenis dan kondisi ekologis lingkungan tempat tumbuh, teridentifikasi adanya jamur (fungi). Beberapa jenis jamur tersebut antara lain Fusarium sp., Phytium sp., Rhizoctonia sp., Libertella sp., Lasiodiplodia sp., Thielaviopsis sp., Trichoderma sp., Botrydiplodia sp., Diplodia sp., Penicillium sp., Cylindrcarpon sp., dan Acremonium sp.
Hasil uji dominansi menunjukkan bahwa penyakit dari genus Fusarium spp. diduga kuat merupakan penyakit utama dalam proses terbentuknya gaharu pada berbagai jenis pohon penghasil.
Sumber : Buku Budidaya dan Bisnis Gaharu