Proses Pemijahan Alami Ikan Kerapu

Pertanianku — Proses pemijahan alami adalah saat induk betina mengeluarkan telur tanpa bantuan manusia. Untuk melakukan pemijahan, pembudidaya perlu melakukan manipulasi lingkungan dengan terus mengganti air sebanyak 100 persen. Proses pemijahan ikan kerapu berjalan lebih efektif bila dilakukan secara massal dibanding 1 jantan dan 1 betina saja. Perbandingan jantan betina bisa 1:1 atau 1:2.

pemijahan ikan kerapu
foto: Trubus

Pemijahan dapat berlangsung di dalam bak induk. Di dalam bak, ikan akan mendapatkan perlakuan penjemuran dan pengaliran air. Metode penjemuran dilakukan dengan menurunkan permukaan air pada siang hingga sore sampai ketinggian air di bak tersisa 40–50 cm. Selanjutnya, air dialirkan sepanjang malam sampai memenuhi bak. Perlakuan seperti itu dilakukan setiap hari untuk memacu hormon pemijahan yang merangsang pematangan gonad.

Saat proses pemijahan sedang berlangsung, Anda harus memperhatikan kondisi suhu. Pasalnya, perubahan suhu 2–5°C dapat berpengaruh langsung terhadap proses pemijahan.

Suhu yang diterima kulit ikan akan diteruskan ke otak, yaitu kelenjar hipotalamus dan condo spinalis yang akan menghasilkan hormon GnRH dan LhRH. Selanjutnya, hormon tersebut akan merangsang kelenjar pituitari sebagai penghasil hormon HCG (human chrionic gonadotropin), lalu hormon tersebut akan merangsang kelamin untuk bereproduksi.

Pemijahan terjadi setelah perubahan suhu terjadi secara terus-menerus. Waktu pemijahan biasanya terjadi di antara pukul 20:00–05:00. Ikan kerapu memijah secara parsial sehingga satu periode pemijahan bisa berlangsung antara 5–10 hari.

Setelah terjadi pemijahan, pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan egg collector yang dipasang pada saluran pembuangan air permukaan bak induk.

Telur dipanen menggunakan seser, lalu ditampung dalam ember yang telah diisi air laut. Telur yang telah terkumpul dimasukkan ke akuarium berukuran 50 cm × 50 cm × 50 cm untuk proses seleksi dan perhitungan jumlah. Kepadatan awal telur selama 2 jam sekitar 1.000–2.000 butir telur/liter.

Di dalam akuarium, telur dibiarkan tanpa aerasi untuk mengendapkan kotoran dan telur yang tidak terbuahi/kualitasnya jelek. Kotoran dan telur yang mengendap disipon dan diaerasi kembali, lalu jumlah telur dihitung dengan dengan metode sampling volumetrik.