Pertanianku – Untuk pemijahan, belut memiliki cara tersendiri dalam melakukannya. Jika kebanyakan ikan meletakkan telur pada media atau substrat seperti ranting, ijuk, atau daun; belut memiliki cara yang berbeda. Belut meletakkan telur-telurnya di dalam gelembung-gelembung udara yang diciptakan dari pejantan. Selain itu, induk jantan akan membuat sarang terlebih dahulu sebelum pemijahan dilakukan. Sarang yang dibentuk berbentuk huruf ‘U’ yang kedua lubangnya saling berhubungan.
Tahap pertama yang dilakukan dalam pemijahan adalah pembuatan sarang atau lubang oleh induk jantan. Setelah lubang pemijahan selesai dibuat, biasanya belut akan diam selama beberapahari. Setelah merasa aman dari gangguan, belut jantan akan mengeluarkan gelembung busa ke atas permukaan air tepat di atas lubang. Gelembung-gelembung yang dibuat jantan bertujuan untuk menarik perhatian belut betina sehingga mau mengeluarkan telur dan menempatkannya pada gelembung tersebut. Jika belut betina sudah menempatkan telurnya pada gelembung, belut jantan akan segera membuahinya dengan spermanya. Setelah itu, belut jantan akan memindahkannya ke dalam sarang. Caranya adalah dengan mengisap seluruh gelembung berisi telur terbuahi ke dalam mulutnya, lalu meletakkannya di dalam sarang atau lubang pemijahanyang telah dibuatnya. Selanjutnya belut jantan akan keluar dari lubang satunya agar telur yang telah berada di dalam lubang tidak terganggu.
Biasanya satu induk betina mampu mengeluarkan 100—200 butir telur, tergantung usia dan ukuran induk. Berdasarkan pengalaman, dari telur yang dikeluarkan betina hanya sekitar 50—70% saja yang menetas. Sementara itu, dari semua telur yang menetas, hanya 50— 70% saja yang mampu bertahan hidup sampai ukuran 5 cm. Telur akan menetas 8—15 hari setelah pemijahan terjadi. Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu, pH, atau ada-tidaknya hama di dalam wadah pemijahan.
Sumber: Buku Budi Daya Belut dan Sidat