Pertanianku – Seorang pengusaha burung merpati hias Anantha Zakaria mengungkapkan bisnis peternakan burung merpati hias sangat menguntungkan. Pemuda 29 tahun itu menjalankan usaha beternak merpati hias sejak 2013. Anantha tertarik beternak merpati hias lantaran kagum dengan keunikan dan kecantikan burung tersebut. Semula ia membeli 20 burung dari anggota Komunitas Merpati Hias Indonesia (IFPC) dengan harga total Rp15 juta. Jenisnya antara lain balon, burung kecil, dan kipas masing-masing 2 pasang.
“Tapi dari situ, saya kemudian fokus memelihara 2 jenis saja untuk penangkaran yaitu sanitet dan french mondain,” ucap Anantha yang juga seorang peternak lele sejak 2003.
Alasannya, kedua jenis merpati tersebut masih jarang di Indonesia. Kini ia memiliki 30 kandang ukuran 1×1 m. Setiap kandang diisi sepasang indukan jantan dan betina. Sanitet yang berasal dari Turki itu merupakan merpati jenis paruh pendek, berjambul dan memiliki bulu yang menyerupai dasi di daerah dada. Sayapnya bermotif batik dan berbulu di bagian kaki.
Sementara french mondain merupakan jenis merpati jenis jumbo dengan panjang 32–34 cm, tinggi 28–30 cm, sedangkan bobot mencapai 1 kg. Saat ini pria kelahiran Purwokerto itu tiap bulannya mampu memasarkan 2–4 pasang merpati usia 2 bulan. Harga sepasang anakan sanitet usia 2 bulan di patok Anantha seharga Rp1juta–Rp2,5juta, sedangkan french mondain dibanderol seharga Rp5 juta untuk usia yang sama.
Anantha memasarkan merpati hias itu melalui para anggota komunitas. Tak pelak, omzet Anantha dari perniagaan merpati hias mencapai rata-rata Rp5 juta/bulan.
“Omzet segitu terbilang masih kecil, belum besar karena masih usaha baru,” tutup Anantha.