Pertanianku — Jahe merupakan tanaman rempah-rempah komoditas pertanian unggulan. Terdapat tiga jenis jahe yang memiliki pangsa pasar besar, yakni jage gajah, jahe emprit, dan jahe merah. Akan tetapi, jahe merah memiliki karakteristik aroma dan cita rasa yang unik dibanding dua jenis jahe lainnya. Oleh karena itu, prospek pasar jahe merah tak hanya menjangkau pasar domestik, bahkan pasar luar negeri.

Manfaat jahe merah
Berbagai kandungan zat pada rimpang jahe merah terbukti secara ilmiah memberikan khasiat bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa manfaat jahe merah di antaranya sebagai obat sakit perut, menghambat pertumbuhan bakteri, mencegah mual dan muntah, sebagai pencahar, dan peluruh masuk angin.
Selain itu, jahe merah juga bermanfaat sebagai obat sakit encok, obat sakit pinggang, mengatasi pencernaan yang kurang baik, mengatasi radang tenggorokan, mengatasi asma, mengobati demam, dan sebagai pelega tenggorokan.
Aneka olahan dan produk dari jahe merah
Jahe merah dapat diolah menjadi aneka produk seperti minuman herbal siap saji (wedang jahe), minuman serbuk, sirup jahe, atau minyak asiri. Selain itu, produk jahe merah biasanya dikombinasikan dengan bahan-bahan penambah cita rasa dan bahan herbal lain yang berkhasiat seperti kopi, susu, gula aren, ginseng, madu, secang, sambiloto, ataupun bahan-bahan lainnya. Ada juga prosuk yang hanya mengombinasikan serbuk atau ekstrak jahe merah dengan gula.
Kisah sukses pembudidaya jahe merah
Engkos Kosasih, pembudidaya jahe merah asal Bogor, Jawa Barat mulai membibitkan aneka jenis tanaman sejak 2004. Kemudian, ia mulai membibitkan jahe merah sejak 2014 hingga saat ini. Menariknya, kini Engkos dapat melayani pemesanan bibit jahe merah hingga 40.000 batang per bulan. Selain menjual bibit, ia juga memproduksi dan menjual media tanam untuk pembibitan dan budidaya berbagai jenis tanaman, serta memproduksi dan menjual polibag.
Kesuksesan Engkos menjadi kiblat putranya, yakni Irwan Nurhakim atau biasa dipanggil Iing. Ia lahir dan besar di lingkungan pembibit tanaman sehingga menjadikannya memiliki hobi yang sama dengan ayahnya, Engkos. Saat ini, Iing mulai meneruskan usaha pembibitan keluarga.
Selain turut berperan di lokasi pembibitan secara langsung, pria berusia 25 tahun ini juga berperan di bidang pemasaran online bibit yang dihasilkan. Pemasaran bibit yang dilakukan Iing dan ayahnya kini lebih luas hingga ke berbagai daerah serta mampu menjangkau pembeli secara langsung dan memutus jalur pemasaran yang terlalu panjang.
Nah, bagi Anda yang ingin meraih kesuksesan seperti Engkos dan Iing, Anda bisa menerapkan cara-cara mereka dalam memulai usaha jahe merah. Berbagai cara serta tips dan trik yang sudah teruji dituangkan dalam buku Budidaya Jahe Merah yang ditulis langsung oleh Engkos dan Iing sebagai pelaku usaha budidaya jahe merah. Buku tersebut bisa Anda dapatkan, baik secara online maupun langsung ke toko-toko buku di kota Anda.