Protein dan Energi Yang Tepat Bagi Ikan Nila

Pertanianku – Protein dan nilai energi yang dihasilkan merupakan pertimbangan utama dalam menyusun atau membeli pakan untuk budi daya skala komersil. Hal itu karena kecernaan energi berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ikan.

Protein dan energi bagi Nila

Jumlah protein optimum yang diperlukan oleh nila sekitar 8,3—9,3 kkal/g protein kasar. Energi juga dihasilkan dari karbohidrat dan lemak. Ikan nila memiliki kesamaan dengan channel catfish dalam kemampuannya untuk mengonsumsi karbohidrat yang terkandung dalam jagung dan gandum. Namun, tingkat efisiensinya lebih tinggi dalam mencerna karbohidrat yang lebih kompleks.

Ikan nila cenderung tidak mampu mencerna selulosa. Lemak merupakan sumber energi yang tinggi dan dapat dicerna oleh nila, terutama lemak yang berasal dari minyak hewani dan minyak nabati yang memiliki sifat cair pada suhu air.

Pertumbuhan maksimum dapat dicapai oleh nila melalui pakan dengan kadar protein 35—50%. Akan tetapi, secara ekonomis, jumlah maksimum protein dalam pakan nila komersil untuk ukuran benih dan konsumsi berkisar 25—35%. Kualitas protein dalam pakan nila tergantung pada kombinasi asam amino yang menyusun protein. Ikan nila memerlukan 10 jenis asam amino esensial. Keberadaannya harus cukup dalam pakan karena ikan tidak mampu untuk mensintesisnya. Protein dari tanaman umumnya tidak mengandung dua asam amino esensial yang dibutuhkan ikan, yakni lisin dan metionin. Padahal, untuk pertumbuhan optimal ikan nila, dibutuhkan jumlah lisin sekitar 5% dan 3% metionin + sistein. Defisiensi asam amino ini dapat dipenuhi dari tepung ikan, daging, dan tepung tulang yang pada umumnya menyusun 7—15% pakan untuk produksi pakan nila komersial. Kacang kedelai dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan asam amino yang penting bagi nila walaupun hanya sedikit mengandung metionin + sistein. Bunga matahari dan kacang tanah juga merupakan sumber protein yang baik untuk pakan nila, Namun, keduanya memiliki beberapa kelemahan, seperti adanya zat antinutrisi dan zat beracun. Akan tetapi, zat beracun tersebut tidak terlalu berbahaya bagi nila jika dibandingkan dengan channel catfish dan ikan mas.

 

 

Sumber: Buku Pembesaran Nila 2,5 Bulan