Pertanianku – Setelah memasuki masa pensiun dan berbekal pengalaman di dunia farmasi H. Ramin sukses bercocok tanam di tengah hiruk-pikuk Jakarta. H. Ramin menjadi lokasi tempat tinggalnya sebagai usaha budidaya tanaman, khususnya hortikultura.
Ramin memulai bertani di lahan rumah luasnya kurang lebih 1.500 m2. Di landasi dengan tujuan sederhana yaitu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, Ramin memulai budidaya tanaman dengan menanam sayuran, memelihara ikan, dan mengolah pupuk dari limbah rumah tangga.
Kegiatan H. Ramin membuat kalangan ibu rumah tangga tertarik. Pada 12 November 2002 terbentuklah komunitas ‘Cinta Menanam’ yang terdiri dari ibu-ibu dan relawan. Pada mulanya kelompok ini tidak diberi nama, mengingat banyaknya pandangan miring tentang kelompok tani yang berada di wilayah padat penduduk dan mayoritas adalah pedagang. Saat awal berdirinya kelompok tani, Ramin hanya mengembangkan tanaman cabai rawit, cabai hijau, kangkung dan bayam.
Titik awal keberhasilan usaha pertaniannya dimulai pada 2004 lalu. Saat itu Ramin membuat pupuk dengan memanfaatkan limbah kulit bawang merah. Selama ini limbah hasil pengupasan bawang merah dari penduduk sekitar kerap menimbulkan bau kurang sedap.
“Pada awal pembuatan pupuk dengan limbah kulit bawang merah ini ternyata memakan waktu cukup lama hingga 1 bulan. Selain itu masih adanya bau dari limbah tersebut,” ujar Ramin.
Karena itu Ramin kemudian berusaha mengeksplorasi pengetahuannya pada bidang farmasi, dengan membuat proses melalui cara fermentasi bioaktifator. Inovasi ini diciptakan sejak 2005. Hasilnya cukup menggembirakan. Selain tingkat kesuburan tanaman meningkat juga adanya percepatan proses pembuatan pupuk dari 1 bulan menjadi hanya 10 hari. Meski bau yang ditimbulkan masih ada.
Dari hasil ujicoba terus-menerus, Ramin akhirnya menemukan proses pembuatan pupuk secara maserasi yaitu dengan proses mengambil sari dari limbah kulit bawang merah, kotoran ternak sapi. Dengan menggunakan metode tersebut, proses pembuatan pupuk bisa lebih cepat dari 10 hari menjadi 3 hari, bau limbah kulit bawang dan kotoran sapi juga hilang, pupuk tersebut bisa digunakan sebagai media tanam, dan pupuk cair hidroponik.