Pertanianku – Disebut pupuk kandang karena bahan bakunya berasal dari kotoran ternak yang dikandangkan. Umumnya berupa kotoran sapi, kerbau, kambing, dan ayam. Penelitian yang dilakukan oleh Baltenweek dkk. (2002) bahwadi kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sebagian besar petani tradisional memanfaatkan kotoran hewan sebagai suplemen pupuk dalam usaha taninya. Di negara berkembang, umumnya hewan piaraan dikandangkan, sebetulnya ada tujuan khusus, yaitu sebagai upaya untuk mengumpulkan kotoran hewan agar mudah dipanen. Penelitian yang dilakukan oleh Fresco dan Staeinfeld (1998), diperkiraan 70% sumber pupuk di negara berkembang berasal dari kotoran hewan.
Pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan tanah,meningkatkan kandungan hara tanah, menyediakan hara mikro, memperbaiki struktur tanah, serta meningkatkan kandungan mikroorganisme yang berperanan pada siklus hara dalam tanah. Pengunaan pupuk kandang akan menguntungkan jika pada aplikasinya dicampurkan atau dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering atau lahan sawah yang miskin hara karena kandungan nutrien pada pupuk kandang relatif rendah. Sebagai contoh, hasil kajian yang dilakukan oleh IRRI dapat dilihat pada Tabel 4.
Saat ini telah terjadi perubahan paradigma pemupukan di kalangan petani tradisional karena beberapa kendala yang berkembang. Nilai kotoran hewan sebagai pupuk bahan organik tergantung pada jumlah bahan dan upah tenaga kerja (buruh). Keduanya akan berhubungan dengan biaya angkut untuk sampai ke lokasi pertanian. Contoh pada Tabel 5 menggambarkan bahwa untuk mendapatkan 100 kg N, dibutuhkan biomassa kotoran hewan dan bahan organik lebih dari 12 ton/ha. Jika saja lahan atau luas lahan dan komoditas yang dibudidayakan mempunyai nilai rendah, sudah pasti kurang menguntungkan. Hal ini yang sering menjadi faktor penghambat sehingga saat ini terjadi perubahan paradigma di sektor pertanian tradisional yang lebih suka menggunakan pupuk anorganik hasil fabrikasi karena kepemilikan lahan yang sempit pula dan biaya pemupukan lebih murah dengan menggunkan pupuk anorganik.
Sumber: Buku Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik