Pertanianku – Melon merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki potensi besar di pasaran. Selain itu, harganya yang terjangkau membuatnya selalu diminati masyarakat. Hal inilah yang membuat Willy Prasetyo tertarik membudidayakan melon. Budidaya melon juga cukup singkat, yakni hanya sekitar 60 hari tanam.

Terlebih lagi, latar belakang orangtuanya yang juga seorang petani melon membuatnya semakin serius untuk mengembangkannya serta juga menguasai berbagai teknik pada budidaya melon.
Pria lulusan dari Fakultas Pertanian (Agronomi) Universitas Pekalongan ini mengawali usaha budidaya melon pada 2007 lalu. Saat itu, Willy hanya bermodalkan Rp10 juta untuk menjalankan usaha budidaya melon.
“Saat itu saya menanam melon untuk membiayai tugas akhir kuliah,” cerita Willy.
Jenis melon yang dikembangkan Willy adalah varietas adinda atau hamiqua, bentuknya berupa melon tanpa garis-garis membentuk jaring pada kulitnya. Warna kulit buah melon adinda hijau, daging buah jingga, tekstur buah renyah, dan kadar gula rata-rata 13 brix.
Melon ini merupakan melon unggul yang mempunyai keunggulan pada kualitas daya simpan buah yang cukup lama, yaitu sekitar 30 hari setelah panen. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembudidaya melon. Keseragaman berat buah melon adinda rata-rata 2 kg per buah.
Selain adinda, Willy juga membudidayakan melon golden (warna kulit kuning, daging buah putih, tekstur buah renyah, kadar gula rata-rata 13 brix) dan rock melon (warna kulit hijau berjaring, daging buah putih, tekstur buah lembut, kadar gula rata-rata 11 brix).
Kisaran harga melon tergantung varietas, yang termurah yakni rock melon, sedangkan yang termahal melon golden. Willy menjual buah melon secara eceran terutama pada momen pameran, sedangkan untuk para supplier diberikan harga grosir.
Willy menanam melon di lokasi yang berbeda di Kota Pekalongan antara lain Desa Pekiringan Alit Kecamatan Kajen, Desa Kwasen Kecamatan Kesesi, Desa Talun Kecamatan Talun, dan Desa Karanganyar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.
Saat ini total luas lahan sewa di beberapa lokasi tersebut sekitar 4 ha, dengan waktu tanam yang berbeda-beda supaya bisa panen tiap bulan.
Ia membudidaya melon sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan. SOP ini disusun oleh Institut Pertanian Bogor, petani pekalongan, dan Direktorat Jenderal Hortikultura.
Lebih lanjut, Willy mengungkapkan untuk membudidayakan melon jenis adinda sebenarnya sama saja dengan membudidayakan varietas lainnya. Kunci keberhasilan usaha ini terletak pada penggunaan pupuk organik.
Semakin banyak pupuk organik yang diberikan semakin baik pula kondisi tanah sebagai media tanam dan kualitas buah yang dihasilkan juga akan lebih baik.
Bagaimana apakah Anda tertarik mengikuti jejak Willy dengan mengembangkan usaha budidaya melon?