Pertanianku — Kerap ditemui beberapa kasus kematian anak ayam yang tinggi pada minggu pertama pemeliharaan. Setelah dilakukan pengamatan, ternyata pusar anak ayam terlihat basah. Kondisi tersebut merupakan pertanda dari penyakit omphalitis. Penyakit ini sering menyerang anak ayam sesaat setelah ditetaskan.
Infeksi penyakit omphalitis disebabkan oleh pusar anak ayam tidak tertutup. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian di minggu pertama.
Anda harus waspada dengan infeksi ini karena bisa menyebar, terutama bila anak ayam masih berada di dalam mesin tetas. Penularan tersebut berkaitan dengan tingkat kelembapan yang berlebihan dan pencemaran dari telur tetas serta mesinnya.
Penularan dapat terjadi dari peralatan yang tidak steril. Penularan langsung terjadi pada anak ayam yang baru menetas dengan kondisi pusar yang masih basah. Selain itu, penularan juga bisa disebabkan oleh induk ayam yang menjadi carrier dari breeding ke embrionya. Penularan tersebut dapat berlangsung secara cepat di dalam mesin tetas.
Penyebab penyakit omphalitis di antaranya Salmonella gallinarum, Salmonella typhimurium, Coliform, Staphylococcus aureus, Clostridium spp, Clostridium welchii, Enterococci, dan Pseudomonas.
Anak ayam yang terserang akan terlihat normal hingga beberapa jam sebelum mati. Kematian mulai menyerang saat anak ayam menetas hingga umur 10–14 hari.
Namun, tetap ada beberapa gejala yang bisa Anda lihat, seperti anak ayam terlihat lemah, perut kembung, tidak nafsu makan atau minum, bergerombol di dekat pemanas, bagian kloaka terlihat berpasta, kuning telur berbau busuk, peradangan pada pusar yang terkadang mengeluarkan cairan kuning, dan bagian abdomen terasa lembut.
Penyakit omphalitis disebabkan oleh banyak faktor, seperti stres yang menyebabkan absorbs kuning telur terlambat, hatchery kurang higienis, tingkat kelembapan di dalam mesin rendah sehingga membuat kerabang telur mengering dan menarik pusar, dan terjadi penyumbatan pusar yang tidak sempurna.
Infeksi kantung kuning telur bisa terjadi kapan saja, organisme bisa masuk melalui kerabang telur ke kuning telur. Bakteri akan menyebabkan pembusukan kuning telur, nutrisi esensia menghilang, dan memproduksi racun. Bakteri akan menyerang jaringan pusar selama beberapa hari inkubasi atau setelah ditetaskan. Pusar tersebut tidak tertutup dan sangat rentan terkena infeksi.