Pertanianku—Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) 2019 kembali diadakan oleh Kementerian Pertanian pada Kamis hingga Minggu (18—21/4) sebagai salah satu rangkaian acara Millenials Indonesian Agropreneur (MIA) 2019. Berlokasi di lantai dasar Botani Square, Bogor, Jawa Barat, acara ini diikuti oleh berbagai politeknik pertanian, sekolah menengah, dan badan-badan di bawah Kementan.
Acara yang berlangsung selama empat hari ini sendiri dihadiri oleh banyak pengunjung, terutama pengunjung mal. Hal ini bertepatan dengan libur panjang akhir pekan yang berlangsung pada Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Berbagai agenda disuguhkan dalam rangkaian Millenial Indonesian Agropreneur (MIA) 2019 ini. Acara lain yang diselenggarakan mulai dari Millenials Debate, Millenials Meet Bussiness, Coffee Brewing Session, hingga Vlog Competition.
Salah satu peserta PWMP 2019 yang berasal dari SMK Pertanian Mataram membuat olahan pangan dari ampas kedelai. Ampas tersebut diolah sedemikian rupa hingga menjadi pangsit. Tujuan dari pembuatan pangsit tersebut adalah memanfaatkan limbah pengolahan susu kedelai yang juga dipelajari oleh SMK tersebut. Sementara itu, kandungan gizi berupa tinggi serat juga menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan pada olahan pangan tadi.
SMK Pertanian Mataram juga memproduksi berbagai olahan pangan lain mulai dari makanan ringan seperti keripik ubi madu, dodol nangka, hingga minuman instan jahe dan temulawak. Seluruh produk tersebut dipamerkan dan bisa dicicipi oleh pengunjung. Jika pengunjung tertarik, mereka juga bisa membelinya langsung. Dengan kisaran uang Rp10.000—Rp15.000, pengunjung dapat membawa pulang olahan pangan di stan SMK Pertanian Mataram.
Berbagai varian olahan kuliner lain juga bisa dijumpai di berbagai stan. Produk lain seperti sari jeruk manis dan budidaya jamur disuguhkan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari. Mereka mengolah langsung buah jeruk menjadi sari jeruk, termasuk bulir jeruk yang masih utuh.
Olahan yang tak kalah unik adalah jagung bose. Makanan ini berasal dari Nusa Tenggara Timur. Umumnya, jagung bose diolah dari jagung kemudian diberi tambahan santan dan kacang. Namun, produk inovasi ini sudah bisa ditemui dalam kemasan instan.
Peserta yang berhasil mencapai tahap expo sendiri berasal dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah bidang pertanian. Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang tersebar di Indonesia memiliki enam perwakilan yang lolos ke Bogor, yaitu Polbangtan Bogor, Yoma (Yogyakarta dan Magelang), Malang, Medan, Papua, dan Gowa.
Acara ini berlangsung ramai dan dihadiri banyak pengunjung. Acara PWMP sendiri sudah mulai dirintis sejak 2015 dan masih terus berlangsung sepanjang tahun. Menghadirkan citra pertanian yang positif dan modern, PWMP yang dikemas bersama MIA ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda untuk berwirausaha di bidang pertanian dan hasil pertanian.