Pertanianku — Bawang putih hitam atau black garlic telah populer di tengah masyarakat dan dianggap sebagai bahan makanan sehat. Jika dilihat sepintas, bawang ini terlihat busuk dan rusak karena sudah berubah warna menjadi kehitaman. Akan tetapi, sebenarnya, bawang tersebut bisa dikonsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan. Perubahan pada fisiknya disebabkan oleh proses fermentasi.
Pada awal-awal pandemi, bawang putih hitam banyak diberitakan sebagai peningkat imunitas tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Namun, ternyata manfaat black garlic cukup banyak.
Bawang hitam ini bisa digunakan untuk mencegah penyakit jantung, berkembangnya sel kanker, menurunkan rasa nyeri dan kadar asam urat, membantu mengencerkan darah yang berindikasi darah kental, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes.
Proses fermentasi yang dilalui dapat membuat kandungan antioksidan di dalam bawang semakin tinggi. Proses tersebut juga dapat mengubah aroma serta rasa dari bawang putih, aroma bawang jadi melemah, rasanya cenderung lebih manis, dan teksturnya menjadi lebih kenyal.
Hingga saat ini masih belum banyak literatur yang membahas terkait asal-usul black garlic. Namun, bawang hitam tersebut sudah cukup lama dimanfaatkan di Thailand, Korea Selatan, dan Jepang sejak 4000 tahun yang lalu.
Bahan utama pembuatan bawang hitam adalah bawang putih yang sudah dibersihkan dari kotoran. Selanjutnya, bawang putih dipanaskan dalam magic com selama 12—15 hari. Setelah proses pemanasan selesai, bawang didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas dalam kemasan alumunium foil atau kemasan lain yang mampu menahan kadar air.
Selama proses pembuatan, warna pada bawang putih akan berubah menjadi kehitaman karena reaksi Mailard dan reaksi pencokelatan. Reaksi tersebut menyebabkan rasa bawang menjadi berubah lebih manis dan aromanya sedikit menghilang.
Kandungan yang terdapat di dalam bawang putih hitam jauh lebih tinggi dibandingkan dari bawang putih mentah. Misalnya, kandungan S-alil-L-sistein lebih tinggi lima kali lipat, aktivitas superoksida dismutase lebih tinggi 13 kali lipat, aktivitas scavenging activity melawan hydrogen peroksida lebih tinggi 10 kali lipat, kandungan antioksidan lebih tinggi 6—10 kali lipat, dan kandungan senyawa fenolik lebih tinggi 4—10 kali lipat.