Ragi Daun Waru untuk Membuat Tempe

Pertanianku — Ragi dibutuhkan dalam proses pembuatan tempe agar terjadi proses fermentasi pada kedelai sehingga dapat menghasilkan tempe. Ada banyak jenis ragi yang bisa digunakan. Biasanya, penggunaan jenis ragi disesuaikan dengan besar kecilnya skala produksi pengrajin tempe. Misalnya, ragi daun waru, ragi ini digunakan oleh pengrajin tempe yang memproduksi tempe pada skala kecil, sekitar 1—5 kg.

ragi daun waru
foto: Pertanianku

Daun waru dapat membuat spora kapang tempe mudah melekat karena permukaan daun berbulu cukup lebat.

Ragi daun waru sering disebut dengan nama usar. Usar tempe merupakan kumpulan spora kapang yang sering digunakan untuk bahan pembibitan dalam pembuatan tempe. Tanpa adanya usar, kedelai yang difermentasikan akan menjadi busuk.

Ragi ini tidak boleh disimpan dalam jangka waktu yang lama karena keaktifannya dapat berkurang sehingga menyebabkan proses pembuatan tempe menjadi gagal.

Hanya daun waru segar yang bisa digunakan sebagai ragi. Oleh karena itu, hanya daerah-daerah tertentu yang masih ditumbuhi oleh pohon waru yang bisa menggunakan jenis ragi daun waru. Pengrajin tempe di daerah tersebut dapat lebih mudah mendapatkan daun waru dalam jumlah yang tidak terbatas.

Pembuatan ragi daun waru terbilang cukup mudah. Bahan yang dibutuhkan adalah daun waru, daun jati, daun pisang, dan kedelai yang sudah mengandung benih tempe.

Daun waru harus ditumbuk terlebih dahulu, kemudian gunakan daun pisang yang sudah diremas-remas agar lembap sebagai alas. Taburkan kedelai yang sudah mengandung benih tempe di atas daun waru, lalu bungkus dengan daun pisang dan dilapisi lagi dengan daun jati.

Setelah tempe terbentuk, miselium dan spora kapang tempe akan terlihat menempel pada permukaan daun waru. Selanjutnya, daun waru dijemur hingga kering.

Daun waru yang sudah kering disimpan ke dalam wadah untuk digunakan membuat tempe.  Usar pada daun waru berisi kapang karena kapang tersebut memiliki hifa yang bercabang-cabang dan menyusup ke sobekan-sobekan daun waru yang berikatan dengan tempe. Selain itu, di bagian permukaan bawah daun waru juga terdapat bulu-bulu lembut yang disebut trikoma. Bulu-bulu tersebut banyak dilekati spora dan miselium kapang yang tumbuh.