Pertanianku – Endah Lasmadiwati, herbalis dari Bogor, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa bawang bombai hampir sama seperti jenis bawang lainnya, yaitu juga memiliki khasiat pengencer darah, antihipertensi, serta antidiabetes. Ia sering menambahkan bawang bombai ke dalam hidangan salad untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Selain itu, khasiat antibakteri dan antiseptik bawang bombai bermanfaat melindungi tubuh dari infeksi. Khasiat lainnya yaitu memperbanyak keluarnya urine, sebagai peluruh dahak (ekspektoran), meredakan kram, menurunkan tekanan darah tinggi (hipotensif ), menurunkan kadar lemak darah, dan mencegah penyakit jantung koroner.
Bawang bombai juga dimanfaatkan untuk mengatasi radang usus (enteritis), disuria atau stranguria (sulit urinasi), sesak napas (asma bronkial), flu, dan batuk berdahak. Baru-baru ini, ada penelitian yang membuktikan bahwa bawang bombai dapat menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik) dan mencegah menggumpalnya trombosit (agregasi trombosit) sehingga terhindar dari pembekuan pembuluh darah yang dapat menyebabkan aliran darah ke organ-organ menjadi terhambat. Hambatan inilah yang bisa menimbulnya stroke dan serangan jantung. Pemakaian luar dapat digunakan untuk menyembuhkan jerawat dan bisulan.
Multikhasiat bawang bombai diduga akibat adanya kandungan bermacam-macam senyawa sulfur organik yang bermanfaat bagi kesehatan. Sama halnya dengan bawang putih, bawang bombai bila dimemarkan juga akan mengeluarkan enzim allinase yang akan mengubah trans-S-(1-propenil) sistein sulfoksida menjadi propanetial S-oksida sehingga menimbulkan rasa pedas dan merangsang keluarnya air mata. Bawang bombai yang dimemarkan akan melepas senyawa lain yang mengandung sulfur, yakni allil sulfat. Bawang bombai juga mengandung flavonoid (terutama kuersetin), asam fenolat, sterol, saponin, pektin, minyak yang mudah menguap (volatile oils), biotin, kromium, asam folat, serat, dan vitamin (C, B6, B1, K).
Sumber: Buku Umbi Ajaib