Rasa Cabai Rawit Lebih Pedas daripada Cabai Merah, Kenapa?

Pertanianku — Cabai memiliki banyak jenis dengan tingkatan kepedasan yang berbeda-beda. Namun tahukah Anda, kenapa rasa cabai rawit bisa berkali-kali lipat lebih pedas daripada cabai merah besar biasa?

rasa cabai rawit
Foto: Pixabay

Rasa pedas cabai rawit dihasilkan dari zat kimia bernama capsaicin. Semakin banyak kadar capsaicinnya, cabai tersebut akan terasa semakin pedas. Untuk mengukur tingkat kepedasan atau kandungan capsaicin dalam cabai, tentu tidak dicicipi langsung dengan lidah. Ada cara khusus yang lebih aman dan akurat, yaitu dengan menggunakan Skala Scoville (SHU).

Di Indonesia, cabai rawit dianggap sebagai salah satu jenis cabai terpedas. Mengutip Tempo, cabai rawit memiliki skor 100 ribu ketika diukur menggunakan Skala Scoville. Sementara, cabai merah besar hanya sekitar 30,000—50,000 SHU. Rekor cabai paling pedas sedunia versi Guinness World Records dipegang oleh Carolina Reaper yang memiliki tingkat kepedasan 15—31 kali lipat daripada cabai rawit.

Capsaicin telah lama diketahui berpotensi meredakan rasa sakit serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi. Sudah banyak pula penelitian yang melaporkan efek capsaicin untuk mendorong kerja metabolisme tubuh hingga 5 persen lebih cepat untuk membakar lebih banyak lemak. Efek pembakaran kalori ini bahkan diketahui masih terus bekerja sampai 20 menit setelah Anda selesai makan.

Selain itu, capsaicin juga diyakini efektif untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Sementara, di waktu yang sama, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Masih meragukan potensi manfaat makanan pedas?

Di sisi lain, meski bermanfaat, capsaicin juga berisiko menimbulkan efek samping yang menyebalkan. Makan cabai dapat membuat kebanyakan orang mengalami sakit perut atau mulas, mulut dan tenggorokan panas seperti terbakar, hingga hidung ingusan, berkeringat deras, hingga menitikkan air mata.

Itu karena capsaicin dapat memicu terjadinya iritasi sel pada membran mulut, lambung, tenggorokan, dan mata apabila dikonsumsi kebanyakan. Selain itu, capsaicin merupakan senyawa stimulan.

Berbagai “gejala” fisik yang muncul setelah kita makan pedas itu karena capsaicin bekerja merangsang saraf untuk meningkatkan suhu inti tubuh. Ketika Anda makan cabai rawit, sistem saraf pusat di otak bereaksi dengan cara melebarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.

Hal inilah yang memicu kulit jadi memerah dan bercucuran keringat saat kita “kepedesan”. Pelebaran pembuluh darah ini jugalah yang ikut memicu peningkatan produksi air liur di mulut dan ingus dalam hidung.